Patriotisme Diadoni "The Interview" Lelucon.
CNG.online: - Jakarta
Setelah mendapatkan kesempatan pertama menyaksikan film komedi produksi Sony
Pictures, The Interview, Rabu waktu AS setelah serangan siber nan hebat hampir
menangguhkan penayangannya, para penonton menyebut film ini sebagai upaya
mempertontonkan patriotisme, selain konser tawa.
Unit Sony Corp ini Rabu waktu setempat merilis The Interview yang dibintangi Seth Rogen dan James Franco sebagai dua agen rahasia yang ditugaskan membunuh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, melalui platform-platform video online seperti YouTube dan Xbox Video.
Sony sempat membatalkan penayangan perdana film ini pekan lalu setelah raksasa film AS itu mengatakan tidak akan menayangkannya karena masalah keamanan.
Sebelumnya para peretas membobol sistem komputer Sony sehingga ratusan dokumen penting bocor untuk disebarluaskan via internet. Para peretas juga mengancam Sony untuk tidak menayangkan film itu.
Namun setelah dikritik luas, termasuk oleh Presiden Barack Obama dan bintang Hollywood George Clooney, studio ini memilih rilis terbatas secara online hari Rabu waktu AS dan di bioskop-bioskop independen Kamis ini.
"Anda bisa menyaksikan The Interview SEKARANG JUGA di https://www.seetheinterview.com! Merdeka Berbicara," cuit Jonah Hill kepada lebih dari 4,5 juta follower-nya.
Di Twitter, rilis film ini menjadi penguji untuk kebelanegaaran sekaligus sensitivitas warga negara.
"Bahwa sekarang The Interview telah tersedia untuk disaksikan, akankah ini membuat ketidakpatriotan pupus?" tulis David Axelrod, mantan penasehat Obama, dalam Twitter.
Pada pukul 4.15 sore waktu AS atau Kamis dini hari WIB lalu, sekitar tiga jam setelah film ini dirilis secara online, 10.671 pengunjung membanjiri YouTube dengan memberi pujian thumb up, sedangkan 822 lainnya memberi predikat buruk thumb down. Sementara itu 989 pengunjung Google Play memberi bintang rata-rata 4,7 dari total 5 bintang.
Peniliaan kritikus juga berbeda-beda. Pada laman Rotten Tomatoes, 54 persen peresensi mengkelaskan film ini dalam nilai positif fresh.
"Menyaksikan The Interview adalah siksaan dari awal sampai akhir," tulis peresensi Wall Street Journal, Joe Morgenstern, dalam kritik filmnya seperti dikutip Reuters.
Unit Sony Corp ini Rabu waktu setempat merilis The Interview yang dibintangi Seth Rogen dan James Franco sebagai dua agen rahasia yang ditugaskan membunuh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, melalui platform-platform video online seperti YouTube dan Xbox Video.
Sony sempat membatalkan penayangan perdana film ini pekan lalu setelah raksasa film AS itu mengatakan tidak akan menayangkannya karena masalah keamanan.
Sebelumnya para peretas membobol sistem komputer Sony sehingga ratusan dokumen penting bocor untuk disebarluaskan via internet. Para peretas juga mengancam Sony untuk tidak menayangkan film itu.
Namun setelah dikritik luas, termasuk oleh Presiden Barack Obama dan bintang Hollywood George Clooney, studio ini memilih rilis terbatas secara online hari Rabu waktu AS dan di bioskop-bioskop independen Kamis ini.
"Anda bisa menyaksikan The Interview SEKARANG JUGA di https://www.seetheinterview.com! Merdeka Berbicara," cuit Jonah Hill kepada lebih dari 4,5 juta follower-nya.
Di Twitter, rilis film ini menjadi penguji untuk kebelanegaaran sekaligus sensitivitas warga negara.
"Bahwa sekarang The Interview telah tersedia untuk disaksikan, akankah ini membuat ketidakpatriotan pupus?" tulis David Axelrod, mantan penasehat Obama, dalam Twitter.
Pada pukul 4.15 sore waktu AS atau Kamis dini hari WIB lalu, sekitar tiga jam setelah film ini dirilis secara online, 10.671 pengunjung membanjiri YouTube dengan memberi pujian thumb up, sedangkan 822 lainnya memberi predikat buruk thumb down. Sementara itu 989 pengunjung Google Play memberi bintang rata-rata 4,7 dari total 5 bintang.
Peniliaan kritikus juga berbeda-beda. Pada laman Rotten Tomatoes, 54 persen peresensi mengkelaskan film ini dalam nilai positif fresh.
"Menyaksikan The Interview adalah siksaan dari awal sampai akhir," tulis peresensi Wall Street Journal, Joe Morgenstern, dalam kritik filmnya seperti dikutip Reuters.
No comments:
Post a Comment