SEMBOYAN

SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Saturday 1 November 2014

“BUMI” - ADALAH KEPANJANGAN DARI IBU KAMI, Maka mari kita menjaga & merawat karena dia sudah tua umurnya”...

“BUMI” - ADALAH KEPANJANGAN DARI IBU BUMI, "MAKA MARI KITA MENJAGA & MERAWAT KARENA DIA SUDAH TUA UMURNYA”.

CNG.online - “Bumi” - memiliki usia sekitar 4.54 miliar tahun (4.54 × 109 years ± 1%). Usia ini ditentukan melalui penanggalan radiometrik meteorit dan sesuai dengan usia bebatuan tertua yang pernah ditemukan dan sampel dari bulan. MATAHARI sebagai perbandingan berusia sekitar 4.57 miliar tahun, Jadi Matahari Lebih Tua 3 miliar tahun dari Bumi & Bulan.

“Bumi” - adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru. Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama.

Biosfer Bumi kemudian secara perlahan mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan aman di daratan. Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan. Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang mengalami pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber air lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosfer.

Kutub Bumi sebagian besarnya tertutup es; es padat dilapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub. Interior Bumi masih tetap aktif, dengan inti dalam terdiri dari besi padat, sedangkan inti luar berupa fluida yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di bagian mantel. Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris. Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang bidang orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari). Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu.

Interaksi gravitasi antara Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi. Bumi adalah tempat tinggal bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia. Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global. Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pergaulan, perdagangan, dan aksi militer.

“Nama & Etimologi” - Dalam bahasa Inggris modern, kata benda earth dikembangkan dari kata bahasa Inggris Pertengahan erthe (dicatat pada 1137), yang berasal dari kata bahasa Inggris Kuno eorthe (sebelum 725), sedangkan kata itu sendiri berasal dari kata Proto-Jermanik *erthō. Earth memiliki kata kerabat pada semua bahasa Jermanik lainnya, termasuk aarde dalam bahasa Belanda, Erde dalam bahasa Jerman, dan jord dalam bahasa Swedia, Denmark, dan Norwegia. Earth adalah perumpamaan untuk dewi paganisme Jermanik (atau Jörð dalam mitologi Norse, ibu dari dewa Thor). Dalam bahasa Indonesia, kata bumi berasal dari bahasa Sanskerta bhumi, yang berarti tanah, dan selalu ditulis dengan huruf kapital ("Bumi"), untuk merujuk pada planet Bumi, sementara "bumi" dengan huruf kecil merujuk pada permukaan dunia, atau tanah.

“Komposis & Struktur” - Bumi tergolong planet kebumian yang umumnya terdiri dari bebatuan, bukannya raksasa gas seperti Yupiter. Bumi adalah planet terbesar dari empat planet kebumian lainnya menurut ukuran dan massa. Dari keempat planet tersebut, Bumi merupakan planet dengan kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan tertinggi, medan magnet terkuat, dan rotasi tercepat, dan diperkirakan juga merupakan satu-satunya planet dengan tektonik lempeng yang aktif.

“Bentuk” - Bentuk Bumi kira-kira menyerupai sferoid pepat, bola yang bentuknya tertekan pipih di sepanjang sumbu dari kutub ke kutub sehingga terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa. Tonjolan ini muncul akibat rotasi Bumi, yang menyebabkan diameter khatulistiwa 43 km (kilometer) lebih besar dari diameter kutub ke kutub. Karena hal ini, titik terjauh permukaan Bumi dari pusat Bumi adalah gunung api Chimborazo di Ekuador, yang berjarak 6.384 kilometer dari pusat Bumi, atau sekitar 2 kilometer lebih jauh jika dibandingkan dengan Gunung Everest. Diameter rata-rata bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira setara dengan 40.000 km /π, karena satuan meter pada awalnya dihitung sebagai 1/10.000.000 jarak dari khatulistiwa ke Kutub Utara melewati Paris, Perancis. Topografi Bumi mengalami deviasi dari bentuk sferoid ideal, meskipun dalam skala global deviasi ini tergolong kecil: Bumi memiliki tingkat toleransi sekitar 584, atau 0,17% dari sferoid sempurna, lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat toleransi pada bola biliar (0,22%). Deviasi tertinggi dan terendah pada permukaan Bumi terdapat di Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena adanya tonjolan khatulistiwa, lokasi di permukaan Bumi yang berada paling jauh dari pusat Bumi adalah puncak Chimborazo di Ekuador dan Huascarán di Peru.

“Komposisi Kimia” - Massa Bumi adalah sekitar 5,98×1024 kg. Komposisi Bumi sebagian besarnya terdiri dari besi(32,1%),oksigen(30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), belerang (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), dan aluminium(1,4%); sisanya terdiri dari unsur-unsur lainnya (1,2%). Akibat segregasi massa, bagian inti Bumi diyakini mengandung besi (88,8%), dan sejumlah kecil nikel (5,8%), belerang (4,5%), dan kurang dari 1% unsur-unsur lainnya. Ahli geokimia F. W. Clarke menghitung lebih dari 47% kerak Bumi mengandung oksigen. Konstituen batuan yang umumnya terdapat pada kerak Bumi hampir semuanya merupakan senyawa oksida; klorin, belerang, dan fluor adalah tiga pengecualian, dan jumlah total kandungan unsur ini dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida utama yang terkandung dalam kerak Bumi adalah silika, alumina, besi oksida, kapur, magnesia, kalium, dan soda. Silika pada umumnya berfungsi sebagai asam, yang membentuk silikat, dan mineral paling umum yang terdapat pada batuan beku adalah senyawa ini. Berdasarkan analisisnya terhadap 1.672 jenis batuan di kerak Bumi, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% kerak Bumi terdiri dari 11 oksida.

“Struktur Dalam” - Interior Bumi, seperti halnya planet kebumian lainnya, dibagi menjadi sejumlah lapisan menurut kandungan fisika atau kimianya (reologi). Namun, tidak seperti planet kebumian lainnya, Bumi memiliki inti luar dan inti dalam yang berbeda. Lapisan luar Bumi secara kimiawi berupa kerak padat silikat yang diselimuti oleh mantel viskose padat. Kerak Bumi dipisahkan dari mantel oleh diskontinuitas Mohorovičić, dengan ketebalan kerak yang bervariasi; ketebalan rata-ratanya adalah 6 km di bawah lautan dan 30-50 km di bawah daratan. Kerak Bumi, serta bagian kaku dan dingin di puncak mantel atas, secara kolektif dikenal dengan litosfer, dan pada lapisan inilah tektonika lempeng terjadi. Di bawah litosfer terdapat astenosfer, lapisan dengan tingkat viskositas yang relatif rendah dan menjadi tempat melekat bagi litosfer. Perubahan penting struktur kristal di dalam mantel terjadi pada kedalaman 410 dan 660 km di bawah permukaan Bumi, yang juga mencakup zona transisi yang memisahkan mantel atas dengan mantel bawah. Di bawah mantel, terdapat fluida inti luar dengan viskositas yang sangat rendah di atas inti dalam. Inti dalam Bumi mengalami perputaran dengan kecepatan sudut yang sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan bagian planet lainnya, sekitar 0,1-0,5° per tahun.

“Panas” - Panas dalam Bumi berasal dari perpaduan antara panas endapan dari akresi planet (sekitar 20%) dan panas yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif (80%). Isotop penghasil panas utama Bumi adalah kalium-40, uranium-238, uranium-235, dan torium-232. Di pusat Bumi, suhu bisa mencapai 6000 °C (10,830 °F), dan tekanannya mencapai 360 GPa. Karena sebagian besar panas Bumi dihasilkan oleh peluruhan radioaktif, para ilmuwan percaya bahwa pada awal sejarah Bumi, sebelum isotop dengan usia pendek terkuras habis, produksi panas Bumi yang dihasilkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan saat ini. Panas yang dihasilkan pada masa itu diperkirakan dua kali lebih besar dari pada saat ini, kira-kira 3 miliar tahun yang lalu, dan hal tersebut akan meningkatkan gradien suhu di dalam Bumi, meningkatkan tingkat konveksi mantel dan tektonik lempeng, serta memungkinkan pembentukan batuan beku seperti komatites, yang tidak bisa terbentuk pada masa kini.

“Lempeng Tektonik” - Lapisan luar Bumi yang berbentuk lapisan kaku, disebut dengan litosfer, terpecah menjadi potongan-potongan yang disebut dengan lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini merupakan segmen kaku yang saling berhubungan dan bergerak pada salah satu dari tiga jenis batas lempeng. Ketiga batas lempeng tersebut adalah batas konvergen, tempat dua lempeng bertumbukan; batas divergen, tempat dua lempeng saling menjauh; dan batas peralihan, tempat dua lempeng saling bersilangan secara lateral.

Gempa bumi, aktivitas gunung berapi, pembentukan gunung, dan pembentukan palung laut terjadi di sepanjang batas lempeng ini. Lempeng tektonik berada di atas astenosfer, lapisan mantel yang bentuknya padat tetapi tidak begitu kental, yang bisa mengalir dan bergerak bersama lempeng, dan pergerakan ini disertai dengan pola konveksi di dalam mantel Bumi. Karena lempeng tektonik berpindah di seluruh Bumi, lantai samudra mengalami penunjaman di bawah tepi utama lempeng pada batas konvergen. Pada saat yang bersamaan, material mantel pada batas divergen membentuk punggung tengah samudra. Perpaduan kedua proses ini secara berkelanjutan terus mendaur ulang kerak samudra kembali ke dalam mantel.

Karena proses daur ulang ini, sebagian besar lantai samudra berusia kurang dari 100 juta tahun. Kerak samudra tertua berlokasi di Pasifik Barat, yang usianya diperkirakan 200 juta tahun. Sebagai perbandingan, kerak benua tertua berusia 4.030 juta tahun. Tujuh lempeng utama di Bumi adalah Lempeng Pasifik, Amerika Utara, Eurasia, Afrika, Antarktika, Lempeng Indo-Australia, dan Amerika Selatan. Lempeng terkemuka lainnya adalah Lempeng Arab, Lempeng Karibia, Lempeng Nazcadi pantai barat Amerika Selatan, dan Lempeng Scotia di Samudra Atlantik selatan. Lempeng Australia menyatu dengan Lempeng India kira-kira 50 sampai 55 juta tahun yang lalu. Lempeng dengan pergerakan tercepat adalah lempeng samudra; Lempeng Cocos bergerak dengan laju kecepatan 75 mm/tahun, dan Lempeng Pasifik bergerak 52–69 mm/tahun. Sedangkan lempeng dengan pergerakan terlambat adalah Lempeng Eurasia, dengan laju pergerakan sekitar 21 mm/tahun.

“Permukaan” - Permukaan Bumi bervariasi dari tempat ke tempat. Sekitar 70,8% permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan terdapat banyak landas benua di bawah permukaan laut. Luas permukaan Bumi yang ditutupi oleh air setara dengan 361,132 km2 (139,43 juta sq mi). Permukaan Bumi yang terendam memiliki bentang pegunungan, termasuk rangkaian punggung tengah samudra dan gunung api bawah laut, bentang lainnya adalah palung laut, lembah bawah laut, dataran tinggi samudra, dan dataran abisal.

Sisanya, 29,2% (148,94 km2 atau 57,51 juta sq mi) permukaan Bumi dilingkupi oleh daratan, yang terdiri dari pegunungan, padang gurun, dataran tinggi, pesisir, dan geomorfologi lainnya. Permukaan Bumi mengalami pembentukan kembali pada periode waktu geologi karena aktivitas tektonik dan erosi. Permukaan Bumi yang terbentuk atau mengalami deformasi akibat tektonika lempeng merupakan permukaan yang mengalami pelapukan oleh curah hujan, siklus termal, dan pengaruh kimia. Glasiasi, erosi pantai, pembentukan terumbu karang, dan tubrukan meteorit besar merupakan beberapa peristiwa yang memicu pembentukan kembali lanskap permukaan Bumi.

Kerak benua terdiri dari material dengan kepadatan rendah seperti batuan beku granit dan andesit. Batuan dengan persentase kecil adalah basal, batuan vulkanik padat yang merupakan konstituen utama lantai samudra. Batuan sedimen terbentuk dari akumulasi sedimen yang terpadatkan. Hampir 75% permukaan benua ditutupi oleh batuan sedimen, meskipun batuan itu sendiri hanya membentuk 5% bagian kerak Bumi. Batuan ketiga yang paling umum terdapat di permukaan Bumi adalah batuan metamorf, yang terbentuk dari transformasi batuan yang sudah ada akibat tekanan tinggi, suhu tinggi, atau keduanya. Mineral silikat yang ketersediaannya paling melimpah di permukaan Bumi adalah kuarsa, feldspar, amfibol, mika, piroksen, dan olivin.

Sedangkan mineral karbonat paling umum adalah kalsit (ditemukan pada batu kapur dan dolomit). Pedosfer adalah lapisan terluar Bumi yang menjadi tempat terjadinya proses pembentukan tanah. Lapisan ini terletak pada antarmuka litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Total permukaan tanah saat ini adalah 13,31% dari luas total permukaan Bumi, dan dari jumlah tersebut, hanya 4,71% yang ditanami secara permanen. Hampir 40% permukaan tanah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan padang rumput, dengan rincian 1,3×107 km2 lahan pertanian dan 3,4×107 km2 padang rumput. Ketinggian permukaan tanah Bumi bervariasi.

Titik terendah berada pada ketinggian −418 m di Laut Mati, sedangkan titik tertinggi adalah 8.848 m di puncak Gunung Everest. Ketinggian rata-rata permukaan tanah dihitung dari permukaan laut adalah 840 m. Secara logis, Bumi dibagi menjadi Belahan Utara dan Selatan yang berpusat di masing-masing kutub. Akan tetapi, Bumi secara tidak resmi juga dibagi menjadi Belahan Bumi Barat dan Timur. Permukaan Bumi secara tradisional dibagi menjadi tujuh benua dan berbagai laut. Setelah manusia menghuni dan mengelola Bumi, hampir semua permukaan dibagi menjadi negara-negara. Hingga tahun 2013, terdapat 196 negara berdaulat dengan jumlah penduduk sekitar 7 miliar yang menghuni permukaan Bumi.

“Hidrosfer/Air&Tanah” - Ketersediaan air yang begitu banyak di permukaan Bumi merupakan hal unik yang membedakan "Planet Biru" dengan planet lainnya di Tata Surya. Hidrosfer Bumi pada umumnya terdiri dari lautan, namun secara teknis juga mencakup semua perairan yang terdapat di permukaan Bumi, termasuk danau, sungai, laut pedalaman, dan air bawah tanah di kedalaman 2.000 m. Perairan terdalam dari permukaan Bumi adalah Challenger Deep diPalung Mariana, Samudra Pasifik, dengan kedalaman 10.911,4 m di bawah permukaan laut. Massa lautan kira-kira 1,35×1018 metrik ton, atau sekitar 1/4400 dari massa total Bumi. Lautan mencakup area seluas 3,618×108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3.682 m, dan volume air sekitar 1,332×109 km3. Jika daratan di permukaan Bumi tersebar merata, maka ketinggian air akan naik lebih dari 2,7 km. Sekitar 97,5% perairan Bumi adalah air asin, sedangkan 2,5% sisanya adalah air tawar. Sekitar 68,7% air tawar yang terdapat di permukaan Bumi pada saat ini adalah es, sedangkan selebihnya membentuk danau, sungai, mata air, dan sebagainya. Tingkat keasinan rata-rata lautan di Bumi adalah 35 gram garam per kilogram air laut (3,5% garam). Sebagian besar garam ini dihasilkan oleh aktivitas vulkanis atau hasil ekstraksi batuan beku. Lautan juga menjadi reservoir bagi gas atmosfer terlarut, yang keberadaannya sangat penting bagi kelangsungan hidup sebagian besar organisme air. Air laut memiliki pengaruh besar terhadap iklim dunia; lautan berfungsi sebagai reservoir panas utama. Perubahan suhu di lautan juga bisa menyebabkan perubahan cuaca di berbagai belahan dunia, misalnya El Nino–Osilasi Selatan.

“Atmosfer/Lapisan” - Rata-rata tekanan atmosfer di permukaan Bumi adalah 101,325 kPa, dengan ketingggian skala sekitar 5 km. Atmosfer mengandung 78% nitrogen dan 21% oksigen, selebihnya adalah uap air, karbon dioksida, dan molekul gas lainnya. Ketinggian troposfer beragam menurut garis lintang, berkisar antara 8 km di wilayah kutub hingga 17 km di wilayah khatulistiwa, dan beberapa variasi yang diakibatkan oleh faktor musim dan cuaca. Biosfer Bumi secara perlahan telah memermak komposisi atmosfer. Fotosintesis oksigenik berevolusi 2,7 miliar tahun yang lalu, yang membentuk atmosfer nitrogen-oksigen utama saat ini. Peristiwa ini memungkinkan terjadinya proliferasi organisme aerobik, serta pembentukan lapisan ozon yang menghalangi radiasi surya ultraungu memasuki Bumi dan menjamin kelangsungan kehidupan di darat.

Fungsi atmosfer lainnya yang penting bagi kehidupan di Bumi adalah mengangkut uap air, menyediakan gas bernilai guna, membakar meteor berukuran kecil sebelum menghantam permukaan Bumi, dan memoderatori suhu. Fenomena yang terakhir dikenal dengan efek rumah kaca; proses penangkapan energi panas yang dipancarkan dari permukaan Bumi pada atmosfer sehingga meningkatkan suhu rata-rata. Uap air, karbon dioksida, metana, dan ozon merupakan gas rumah kaca utama pada atmosfer Bumi. Tanpa pemancaran panas ini, suhu rata-rata di permukaan Bumi akan mencapai −18 °C, berbeda jauh dengan suhu rata-rata saat ini (+15 °C), dan kehidupan kemungkinan besar tidak akan bisa bertahan.

“Cuaca dan Iklim” - Atmosfer Bumi tidak memiliki batas pasti, secara perlahan menipis dan mengabur ke angkasa luar. Tiga perempat massa atmosfer berada pada ketinggian 11 kilometer dari permukaan Bumi. Lapisan terbawah ini disebut dengan troposfer. Energi dari Matahari memanaskan lapisan ini, serta permukaan di bawahnya, yang menyebabkan terjadinya pemuaian udara. Udara pada lapisan ini kemudian bergerak naik dan digantikan oleh udara dingin dengan kelembaban yang lebih tinggi. Akibatnya, terjadi sirkulasi atmosferik yang memicu pembentukan cuaca dan iklim melalui pendistribusian kembali energi panas.

Dampak utama sirkulasi atmosferik adalah terjadinya angin pasat di wilayah khatulistiwa yang berada pada garis lintang 30° dan angin barat di wilayah-wilayah lintang tengah antara 30° dan 60°. Arus laut juga menjadi faktor penting dalam menentukan iklim, terutama sirkulasi termohalin yang menyebarkan energi panas dari lautan di khatulistiwa ke wilayah kutub. Uap air yang dihasilkan melalui penguapan di permukaan Bumi diangkut oleh pola sirkulasi di atmosfer. Saat atmosfer melakukan pengangkatan udara hangat dan lembab, uap air akan mengalami kondensasi dan mengendap ke permukaan Bumi melalui proses presipitasi.

Air yang diturunkan ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan kemudian diangkut menuju ketinggian yang lebih rendah oleh sungai dan biasanya kembali ke laut atau bermuara di danau. Peristiwa ini disebut dengan siklus air, yang merupakan mekanisme penting untuk mendukung kelangsungan kehidupan di darat dan faktor utama yang menyebabkan erosi di permukaan Bumi pada periode geologi. Pola presipitasi atau curah hujan ini sangat beragam, berkisar dari beberapa meter air per tahun hingga kurang dari satu milimeter. Sirkulasi atmosferik, topologi, dan perbedaan suhu juga menentukan curah hujan rata-rata yang turun di setiap wilayah. Besar energi surya yang mencapai Bumi akan menurun seiring dengan meningkatnya lintang.

Pada lintang yang lebih tinggi, cahaya matahari mencapai permukaan Bumi pada sudut yang lebih rendah dan harus melewati kolom atmosfer yang lebih tebal. Akibatnya, suhu rata-rata di permukaan laut menurun sekitar 0,4 °C per derajat jarak lintang dari khatulistiwa. Bumi bisa dibagi menjadi zona lintang spesifik berdasarkan perkiraan kesamaan iklim. Pembagian ini berkisar dari wilayah khatulistiwa hingga ke wilayah kutub, yakni zona iklim tropis (atau khatulistiwa), subtropis, iklim sedang, dan kutub. Iklim juga bisa diklasifikasikan menurut suhu dan curah hujan, yang ditandai dengan wilayah iklim dengan massa udara yang seragam. Yang paling umum digunakan adalah sistem klasifikasi iklim Koppen (dicetuskan oleh Wladimir Koppen). Klasifikasi ini membagi Bumi menjadi lima zona iklim (tropis lembab, kering, lintang tengah lembab, kontinental, dan kutub dingin), yang kemudian dibagi lagi menjadi subjenis yang lebih spesifik.

“Atmosfer Atas” - Di atas troposfer, atmosfer terbagi menjadi stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Masing-masing lapisan ini memiliki tingkat lincir berbeda, yang umumnya didasarkan pada tingkat perubahan suhu dan ketinggian. Di luar lapisan ini, terdapat lapisan eksosfer dan magnetosfer, tempat medan magnet Bumi berinteraksi dengan angin surya. Di dalam stratosfer terdapat lapisan ozon, komponen yang berperan melindungi permukaan Bumi dari sinar ultraungu dan memiliki peran penting bagi kehidupan di Bumi. Garis Karman, yang dihitung 100 km di atas permukaan Bumi, adalah garis khayal yang membatasi atmosfer dengan luar angkasa

 Energi panas menyebabkan beberapa molekul di tepi luar atmosfer Bumi meningkatkan kecepatan sehingga bisa melepaskan diri dari gravitasi Bumi. Hal ini menyebabkan terjadinya kebocoran atmosfer ke luar angkasa. Hidrogen, yang memiliki berat molekul rendah, bisa mencapai kecepatan lepas yang lebih tinggi dan lebih mudah mengalami kebocoran ke luar angkasa jika dibandingkan dengan gas lainnya. Kebocoran hidrogen ke luar angkasa mendorong keadaan Bumi dari yang awalnya mengalami reduksi menjadi oksidasi. Fotosintesis menyediakan sumber oksigen bebas bagi kehidupan di Bumi, tetapi ketiadaan agen pereduksi seperti hidrogen menyebabkan meluasnya penyebaran oksigen di atmosfer. Kemampuan hidrogen untuk melepaskan diri dari atmosfer turut memengaruhi sifat kehidupan yang berkembang di Bumi. Saat ini, atmosfer yang kaya oksigen mengubah hidrogen menjadi air sebelum memiliki kesempatan untuk melepaskan diri. Sebaliknya, sebagian besar peristiwa pelepasan hidrogen terjadi akibat penghancuran metana di atmosfer atas.

“Medan Magnet” - Medan magnet Bumi diperkirakan terbentuk karena dipole magnetik, dengan kutub magnet berada pada kutub geografi Bumi. Pada khatulistiwa medan magnet, kekuatan medan magnet di permukaan Bumi mencapai3.05 × 10−5 T, dengan momen dipole magnet global 7.91 × 1015 T m3. Menurut teori dinamo, medan magnet dihasilkan di dalam wilayah inti luar tempat energi panas menciptakan gerakan konveksi material konduksi dan menghasilkan arus listrik. Proses ini pada gilirannya menciptakan medan magnet Bumi. Gerakan konveksi pada inti Bumi berlangsung dengan tidak teratur; kutub magnet melayang dan secara berkala mengubah arah gaya magnet. Hal ini memicu terjadinya pembalikan medan pada interval tak beraturan, yang berlangsung beberapa kali setiap jutaan tahun. Pembalikan medan terakhir terjadi sekitar 700.000 tahun yang lalu. Medan magnet membentuk lapisan magnetosfer, yang berfungsi membiaskan partikel yang terkandung dalam angin surya. Tepi medan magnet yang mengarah ke Matahari berjarak sekitar 13 kali radius Bumi. Tabrakan antara medan magnet dan angin surya menghasilkan sabuk radiasi Van Allen, yakni area berbentuk torus konsentris dengan partikel bermuatan energi. Saat plasma memasuki atmosfer Bumi pada kutub magnet, maka terbentuklah aurora.

“Rotasi Bumi” - Kala rotasi Bumi yang bersifat relatif terhadap Matahari – disebut hari Matahari – adalah 86.400 detik dari waktu Matahari rata-rata (86.400,0025 SI detik). Karena periode hari Matahari Bumi saat ini lebih panjang dari periode ketika abad ke-19 akibat akselerasi pasang surut, setiap hari bervariasi antara 0 hingga 2 SI ms lebih panjang. Kala rotasi Bumi yang relatif terhadap bintang tetap, dinamakan hari bintang oleh International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), adalah 86.164,098903691 detik dari waktu Matahari rata-rata (UT1), atau 23h 56m 4,098903691s. Kala rotasi Bumi yang relatif terhadap presesi atau pergerakan ekuinoks vernal, dinamakan hari sideris, adalah 86.164,09053083288 detik dari waktu Matahari rata-rata (UT1) (23h 56m 4.09053083288s) pada 1982. Dengan demikian, hari sideris kira-kira lebih singkat 8,4 ms dari hari bintang. Panjang hari Matahari rata-rata dalam satuan detik SI dihitung oleh IERS untuk periode 1623–2005 dan 1962–2005. Selain meteor pada atmosfer dan satelit berorbit rendah, gerakan utama benda langit di atas Bumi adalah ke arah barat, dengan laju 15°/jam = 15'/menit. Untuk benda langit di dekat khatulistiwa angkasa, pergerakannya terlihat pada diameter Matahari dan Bulan setiap dua menit; dari permukaan Bumi, ukuran Matahari dan Bulan kurang lebih sama.

“Orbit Bumi” - Bumi mengorbit Matahari pada jarak rata-rata sekitar 150 juta kilometer setiap 365,2564 hari Matahari rata-rata, atau satutahun sideris. Dari Bumi, akan terlihat jelas gerakan Matahari ke arah timur dengan laju sekitar 1°/hari, yang memperjelas diameter Bulan atau Bumi setiap 12 jam. Karena pergerakan ini, Bumi membutuhkan waktu rata-rata 24 jam (atau hari Matahari) untuk menyelesaikan putaran penuh pada porosnya sehingga Matahari bisa kembali ke meridian. Rata-rata kecepatan orbit Bumi adalah 29,8 km/s (107.000 km/h), cukup cepat untuk menempuh jarak yang sama dengan diameter planet, atau sekitar 12.742 km dalam waktu tujuh menit, dan jarak ke Bulan, 384.000 km dalam waktu 3,5 jam. Bulan berputar dengan Bumi mengelilingi barisentrum setiap 27,32 hari. Saat dipadukan dengan sistem revolusi Bumi-Bulan mengelilingi Matahari, periode Bulan sinodik dari bulan baru ke bulan baru adalah 29,53 hari. Jika dilihat dari kutub utara langit, gerakan Bumi, Bulan, dan rotasi sumbu mereka berlawanan dengan jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang di atas kutub utara, baik Matahari dan Bumi, Bumi berputar dengan arah berlawanan mengelilingi Matahari. Bidang orbit dan sumbu Bumi tidak teratur; sumbu Bumi miring sekitar 23,4 derajat dari sejenjang bidang orbit Bumi-Matahari (ekliptika), dan bidang orbit Bumi-Bulan miring sekitar ±5,1 derajat dari bidang orbit Bumi-Matahari. Tanpa kemiringan ini, akan muncul gerhana setiap dua minggu, bergantian antara gerhana bulan dan gerhana matahari. Bukit sfer, atau lingkup pengaruh gravitasi Bumi, adalah sekitar 1,5 Gm atau 1.500.000 km di radius. Ini adalah jarak maksimum saat pengaruh gravitasi Bumi lebih kuat daripada Matahari dan planet-planet jauh. Objek harus mengorbit Bumi dalam radius ini, atau mereka akan terkena dampak perturbasi gravitasi Matahari. Bumi, bersama dengan Tata Surya, terletak di galaksi Bima Sakti dan mengorbit sekitar 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Saat ini, Bumi berada sekitar 20 tahun cahaya di atas bidang galaktik di lengan spiral Orion.

“Kemiringan Sumbu dan Musim” - Karena kemiringan sumbu Bumi, jumlah sinar matahari yang jatuh pada titik tertentu di permukaan Bumi bervariasi sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan perubahan musim pada iklim. Musim panas di belahan utara terjadi saat Kutub Utara mengarah tepat ke Matahari, dan musim dingin berlangsung di saat sebaliknya. Ketika musim panas, hari berlangsung lebih lama dan Matahari naik lebih tinggi di langit. Pada musim dingin, iklim pada umumnya menjadi lebih dingin dan hari berjalan dengan lebih pendek. Di atas Lingkar Arktik, peristiwa ekstrem terjadi saat tidak ada siang hari dan malam berlangsung lebih dari 24 jam sehubungan dengan fenomena malam kutub.

Di belahan selatan, situasinya berkebalikan dengan Kutub Utara; orientasi Kutub Selatan berlawanan dengan arah Kutub Utara. Secara astronomis, empat musim ditentukan oleh titik balik matahari – titik saat kemiringan sumbu maksimum orbit menuju atau menjauh dari Matahari – dan ekuinoks, saat arah kemiringan dan arah Matahari berada pada satu garis tegak lurus (sejenjang). Di belahan utara, titik balik matahari musim dingin terjadi pada tanggal 21 Desember, titik balik matahari musim panas pada 21 Juni, ekuinoks musim semi sekitar tanggal 20 Maret, dan ekuinoks musim gugur tanggal 23 September. Di belahan selatan, situasinya terbalik; titik balik matahari musim panas dan musim dingin terjadi sebaliknya dan ekuinoks musim semi dan musim gugur dipertukarkan tanggalnya. Sudut kemiringan Bumi relatif stabil dalam jangka waktu yang lama.

Kemiringan ini mengalami nutasi; gerakan kecil dan tidak teratur dengan periode utama 18,6 tahun. Orientasi (bukannya sudut) dari sumbu Bumi juga berubah dari waktu ke waktu, yang mengalami presesi di sekeliling lingkaran penuh setiap 25.800 tahun; presesi inilah yang menyebabkan perbedaan antara tahun sideris dan tahun tropis. Kedua gerakan ini disebabkan oleh adanya daya tarik yang beragam dari Matahari dan Bulan terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi. Dari sudut pandang Bumi, kutub juga berpindah beberapa meter di sepanjang permukaan. Gerakan kutub ini memiliki beberapa komponen siklis, yang secara kolektif dikenal dengan gerakan kuasi periodik. Selain komponen tersebut, terdapat siklus 14 bulanan yang dinamakan gerakan Chandler. Kecepatan rotasi Bumi juga bervariasi, yang dikenal dengan fenomena variasi panjang hari. Di zaman modern, perihelion Bumi terjadi sekitar tanggal 3 Januari, dan aphelion pada tanggal 4 Juli. Tanggal ini akan berubah seiring waktu karena proses presesi dan faktor orbital lainnya, yang mengikuti pola siklus yang dikenal dengan siklus Milan kovitch.

Perubahan jarak antara Bumi dan Matahari menyebabkan meningkatnya energi surya yang mencapai Bumi sebesar 6,9%. Karena belahan bumi selatan miring menghadap Matahari ketika Bumi mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari, belahan selatan menerima energi surya yang lebih banyak jika dibandingkan dengan belahan utara selama setahun. Dampak fenomena ini jauh lebih besar dari pada perubahan energi total yang disebabkan oleh kemiringan sumbu, dan sebagian besar kelebihan energi tersebut diserap oleh air dalam jumlah banyak di belahan selatan.

“Layak Huni” - Sebuah planet yang bisa mendukung kehidupan disebut dengan planet layak huni, meskipun kehidupan tersebut tidak berasal dari sana. Bumi memiliki air – lingkungan tempat molekul organik kompleks merakit diri dan berinteraksi, dan memiliki energi yang cukup untuk mempertahankan metabolisme. Jarak Bumi dari Matahari, eksentrisitas orbit, laju rotasi, kemiringan sumbu, sejarah geologi, atmosfer, dan medan magnet pelindung merupakan faktor-faktor yang bersumbangsih terhadap kondisi iklim di permukaan Bumi saat ini.

“Biosfer” - Kehidupan Bumi secara keseluruhan membentuk biosfer. Biosfer Bumi diperkirakan mulai berevolusi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Biosfer terbagi menjadi sejumlah bioma, yang dihuni oleh hewan dan tumbuhan sejenis. Di daratan, bioma dibagi menurut perbedaan lintang, ketinggian dari permukaan laut, dan kelembaban. Bioma kebumian membentang diLingkar Antarktika dan Arktik, di lintang tinggi atau wilayah kering, yang umumnya memiliki tumbuhan dan hewan yang jarang; keaneka ragaman spesies mencapai puncaknya di dataran rendah di lintang khatulistiwa.

“Evolusi Kehidupan” - Peristiwa kimia yang sangat energik diperkirakan telah menciptakan sebuah molekul yang mampu mereplika dirinya sendiri sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Setengah miliar tahun kemudian, nenek moyang pertama dari semua kehidupan muncul. Proses fotosintesis menyebabkan energi surya bisa dinikmati secara langsung oleh bentuk kehidupan; oksigen yang dihasilkan melalui fotosintesis terkumpul di atmosfer dan membentuk lapisan ozon (bentuk oksigen molekul O3) di atmosfer bagian atas. Penggabungan sel-sel kecil di dalam sel yang lebih besar menyebabkan perkembangan sel-sel kompleks yang disebut dengan eukariota. Organisme multisel terbentuk sebagai sel di dalam koloni khusus.

Dengan diserapnya radiasi ultraungu berbahaya oleh lapisan ozon, kehidupan berkembang di permukaan Bumi. Bukti awal kehidupan di Bumi adalah grafit berusia 3,7 miliar tahun yang ditemukan di batuan metasedimen di Greenland Barat dan fosil lapisan mikroba berusia 3,48 miliar tahun yang ditemukan di batu pasir di Australia Barat. Sejak 1960-an, muncul hipotesis yang menitik beratkan peristiwa glasial yang terjadi antara 750 hingga 580 juta tahun yang lalu pada era Neoproterozoikum, ketika sebagian besar permukaan Bumi ditutupi oleh lapisan es. Hipotesis ini disebut dengan "Bumi Bola Salju", dan diperhitungkan karena terjadi sebelum ledakan Kambrium, saat bentuk kehidupan multisel mulai berkembang biak. Setelah ledakan Kambrium sekitar 535 juta tahun yang lalu, terjadi lima peristiwa kepunahan massal besar. Peristiwa terakhir terjadi 66 juta tahun yang lalu, saat hantaman asteroid mengakibatkan kepunahan dinosaurus dan reptil besar lainnya, tetapi beberapa hewan kecil seperti mamalia pengerat berhasil selamat.

Selama 66 juta tahun terakhir, kehidupan mamalia telah mengalami diversifikasi, dan beberapa juta tahun sebelumnya, primata seperti kera Afrika Orrorin tugenensis mulai memiliki kemampuan untuk berdiri tegak. Hal ini mendorong berkembangnya komunikasi dan memberikan nutrisi dan stimulan yang dibutuhkan bagi otak, yang memicu terjadinya evolusi umat manusia. Berkembangnya pertanian, dan diikuti oleh peradaban, memungkinkan manusia untuk menguasai Bumi dalam waktu singkat karena tidak adanya bentuk kehidupan lain yang mendominasi Bumi. Hal ini turut memengaruhi sifat dan kuantitas bentuk kehidupan lainnya.

“SDA dan Pemanfaatan Lahan” - Bumi menyediakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermanfaat. Beberapa di antaranya adalah sumber daya tak terbarukan, seperti bahan bakar mineral, yang sulit untuk ditambah atau diperbarui dalam waktu singkat. Sebagian besar bahan bakar fosil terkandung dalam kerak Bumi, yang terdiri dari batu bara, minyak bumi, gas alam, dan metana klarat. Sumber daya ini dimanfaatkan oleh manusia untuk memproduksi energi atau sebagai bahan baku untuk memproduksi bahan-bahan kimia. Bijih mineral juga terbentuk di dalam kerak Bumi melalui proses genesis bijih, yang disebabkan oleh aktivitas erosi dan tektonik lempeng. Mineral ini menjadi sumber konsentrasi bagi banyak logam dan unsur kimia bernilaiguna lainnya. Biosfer Bumi memproduksi banyak produk-produk biologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, termasuk makanan, kayu, obat-obatan, oksigen, dan pendaur ulangan limbah-limbah organik. Ekosistem darat bergantung pada humus dan air tawar, sedangkan ekosistem laut bergantung pada nutrisi terlarut yang diluruhkan dari darat. Pada tahun 1980, 5.053 Mha lahan di permukaan Bumi terdiri dari hutan dan rimba, 6.788 Mha padang rumput dan lahan peternakan, dan sisanya 1.501 Mha dibudidayakan sebagai lahan pertanian. Jumlah lahan irigasi pada tahun 1993 diperkirakan 2.481.250 kilometer persegi (958,020 mil²). Manusia juga hidup di darat dengan memanfaatkan bahan bangunan untuk membangun tempat tinggal.

“Bencana Alam dan Lingkungan” - Sebagian besar wilayah di permukaan Bumi mengalami cuaca ekstrem seperti siklon tropis, badai, hurikan, atau taifun yang mengancam kehidupan di wilayah tersebut. Dari tahun 1980 sampai 2000, bencana-bencana tersebut telah mengakibatkan kematian setidaknya 11.800 jiwa per tahun. Akibat aktivitas Bumi atau tindakan manusia, banyak wilayah di permukaan Bumi yang dilanda oleh gempa bumi, tanah longsor, tsunami, letusan gunung berapi, tornado, badai salju, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana alam lainnya. Akibat tindakan manusia, wilayah-wilayah tertentu di permukaan Bumi juga kerap mengalami polusi udara atau air, hujan asam dan zat beracun, musnahnya vegetasi (deforestasi, desertifikasi), kepunahan spesies, degradasi tanah, penipisan tanah, erosi, dan pengenalan spesies invasif. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, konsensus ilmiah saat ini mengaitkan aktivitas manusia dengan pemanasan global akibat emisi karbon dioksida industri. Fenomena ini diperkirakan akan menyebabkan perubahan seperti mencairnya gletser dan lapisan es, suhu menjadi lebih ekstrem, perubahan cuaca, dan naiknya permukaan laut.

“Geografi Manusia” - Kartografi, atau ilmu dan praktik pembuatan peta, serta cabang geografi terapan lainnya, secara historis telah menjadi disiplin ilmu yang bertujuan untuk menggambarkan Bumi. Survei (penentuan lokasi dan jarak) dan navigasi (penentuan posisi dan arah) berkembang sejalan dengan kartografi dan geografi, yang mampu menyediakan dan mengukur kesesuaian informasi yang diperlukan mengenai Bumi. Penduduk Bumi telah mencapai angka 7 miliar pada tanggal 31 Oktober 2011. Populasi manusia global diperkirakan akan mencapai 9,2 miliar pada tahun 2050. Pertumbuhan penduduk ini diperkirakan terjadi di negara berkembang. Kepadatan penduduk sangat beragam di seluruh dunia, dengan sebagian besar penduduk dunia berada di Asia. Pada tahun 2020, 60% penduduk dunia diperkirakan tinggal di kawasan perkotaan, bukannya di perdesaan. Dari keseluruhan permukaan Bumi, hanya seper delapan yang bisa dihuni oleh manusia, sedangkan tiga perempatnya diselimuti oleh lautan, dan selebihnya merupakan wilayah gurun (14%), pegunungan tinggi (27%), dan relief lainnya yang tidak layak huni. Permukiman permanen paling utara di Bumi adalah Alert di Nunavut, Kanada (82°28′LU).

Sedangkan permukiman yang terletak paling selatan adalah Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott di Antarktika (90°LS). Negara berdaulat merdeka menguasai seluruh permukaan darat Bumi, kecuali beberapa wilayah di Antarktika dan wilayah tanpa klaim Bir Tawil di perbatasan Mesir dan Sudan. Hingga tahun 2013, terdapat 206 negara berdaulat, termasuk 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selain itu, terdapat 59 wilayah dependensi, dan sejumlah wilayah otonom, wilayah yang dipersengketakan, dan entitas lainnya. Sepanjang sejarahnya, Bumi tidak pernah memiliki pemerintahan berdaulat yang memiliki kewenangan atas seluruh dunia, meskipun beberapa negara berupaya untuk mendominasi dunia dan gagal. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi antar pemerintah di seluruh dunia yang bertujuan untuk menjadi penengah dalam persengketaan antar negara, sehingga terhindar dari konflik bersenjata. PBB terutama sekali berfungsi sebagai forum bagi diplomasi internasional dan hukum internasional. Ketika konsensus keanggotaan memperbolehkan, maka akan disepakati mekanisme untuk melakukan intervensi militer. Manusia pertama yang mengorbit Bumi adalah Yuri Gagarin pada tanggal 12 April 1961. Secara keseluruhan, hingga 30 Juli 2010, sekitar 487 orang telah mengunjungi luar angkasa dan mencapai orbit Bumi, dan dua belas di antaranya telah menginjakkan kaki di permukaan Bulan. Keberadaan manusia di luar angkasa hanya terdapat di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Awak stasiun, saat ini berjumlah enam orang, akan diganti setiap enam bulan sekali. Perjalanan terjauh yang dilakukan oleh manusia dari Bumi adalah sejauh 400.171 km, yang ditempuh dalam misi Apollo 13 pada tahun 1970.

“Sudut Pandang Sejarah dan Budaya” - Simbol astronomi standar Bumi berbentuk palang yang dikelilingi oleh sebuah lingkaran. Tidak seperti planet lainnya di Tata Surya, sebelum abad ke-16, manusia tidak menganggap Bumi sebagai objek bergerak yang mengelilingi Matahari pada orbitnya. Bumi seringkali diumpamakan sebagai dewa atau dewi. Dalam banyak budaya, dewi semesta juga dilambangkan sebagai dewa kesuburan. Mitos penciptaan dalam sudut pandang berbagai agama menjelaskan bahwa Bumi diciptakan oleh Tuhan atau dewa. Sejumlah agama, terutama kaum fundamental Protestan atau Islam, menyatakan bahwa kisah penciptaan Bumi dan asal usul kehidupan dalam kitab suci adalah kebenaran hakiki dan harus dipertimbangkan untuk menggantikan teori ilmiah. Pernyataan tersebut ditentang oleh kalangan ilmiah dan oleh kelompok keagamaan lainnya. Perdebatan yang cukup menonjol adalah kontroversi penciptaan evolusi. Di masa lalu, terdapat anggapan yang meyakini bahwa Bumi itu datar, namun anggapan ini digantikan oleh Bumi bulat, konsep yang diperkenalkan oleh Pythagoras (abad ke-6 SM). Kebudayaan manusia telah mengembangkan berbagai pandangan mengenai Bumi, termasuk perumpamaan sebagai dewa planet, bentuknya yang datar, posisinya sebagai pusat alam semesta, dan Prinsip Gaia pada zaman modern, yang menyatakan bahwa Bumi adalah organisme tunggal yang mampu mengatur dirinya sendiri.

  
“Kronologi Pembentukan Bumi” - Material paling awal yang ditemukan di Tata Surya berusia 4,5672±0,0006 miliar tahun. Dengan demikian, Bumi diperkirakan terbentuk akibat akresi yang terjadi pada masa itu. Sekitar4,54±0,04 miliar tahun yang lalu, Bumi primordial diperkirakan telah terbentuk. Pembentukan dan evolusi Tata Surya terjadi bersamaan dengan Matahari. Secara teori, nebula surya memisahkan volume awan molekul akibat keruntuhan gravitasi, yang mulai berputar dan berpencar di cakram sirkumstelar, dan kemudian planet-planet terbentuk bersamaan dengan bintang. Nebula mengandung gas, serat es, dan debu (termasuk nuklida primordial). Menurut teori nebula, planetesimal mulai terbentuk sebagai partikulat akibat penggumpalan kohesif dan gravitasi. Proses pembentukan Bumi primordial terus berlanjut selama 10–20 juta tahun kemudian. Bulan terbentuk tak lama sesudah pembentukan Bumi, sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Pembentukan Bulan masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Hipotesis yang disepakati menjelaskan bahwa Bulan terbentuk akibat akresi materi yang terlepas dari Bumi setelah objek seukuran Mars bernama Theia bertubrukan dengan Bumi. Meskipun demikian, hipotesis ini dianggap tidak konsisten. Menurut hipotesis ini, massa Theia adalah 10% dari massa Bumi, yang bertubrukan dengan Bumi dalam tabrakan sekilas, dan sebagian massa Theia menyatu dengan Bumi. Sekitar 3,8 dan 4,1 miliar tahun yang lalu, hantaman sejumlah besar asteroid menyebabkan perubahan besar pada lingkungan permukaan Bulan yang berlubang-lubang dan lebih besar dari permukaan Bumi.

“Sejarah Geologi” - Lautan dan atmosfer Bumi terbentuk akibat aktivitas vulkanis dan pelepasan gas, termasuk uap air. Lautan terbentuk karena proses kondensasi yang dipadukan dengan penambahan es dan air yang dibawa oleh asteroid, proto planet, dan komet. Menurut hipotesis saat ini, "gas rumah kaca" atmosferik menjaga agar lautan tidak membeku saat Matahari hanya memiliki tingkat luminositas sebesar 70%. 3,5 miliar tahun yang lalu, medan magnet Bumi terbentuk, yang melindungi atmosfer dari serangan angin surya. Kerak terbentuk saat lapisan luar Bumi yang cair berubah bentuk menjadi padat akibat pendinginan setelah uap air mulai terkumpul di atmosfer. Hipotesis lainnya menjelaskan bahwa massa daratan telah stabil seperti saat ini, atau mengalami pertumbuhan yang cepat pada awal sejarah Bumi, yang diikuti oleh penstabilan wilayah benua dalam jangka panjang. Benua terbentuk akibat tektonik lempeng, proses yang secara berkelanjutan menyebabkan berkurangnya panas pada interior Bumi. Dalam skala waktu yang berlangsung selama ratusan juta tahun, super benua telah terbentuk dan terbelah sebanyak tiga kali. Sekitar 750 juta tahun yang lalu, salah satu super benua paling awal yang diketahui, Rodinia, mulai terpisah. Benua yang terpisah kemudian membentuk Pannotia (600-540 juta tahun yang lalu) dan Pangaea, yang juga terpecah pada 180 juta tahun yang lalu. Periode zaman es dimulai sekitar 40 juta tahun yang lalu, dan kemudian meluas pada masa Pleistosen sekitar 3 juta tahun yang lalu. Wilayah yang terletak pada lintang tinggi telah mengalami siklus glasiasi dan pencairan es berkali-kali, yang berulang setiap 40-100.000 tahun. Glasiasi benua terakhir terjadi 10.000 tahun yang lalu.

“Masa depan Bumi” - Perkiraan mengenai berapa lama lagi Bumi sanggup menopang kehidupan berkisar dari 500 juta tahun hingga 2,3 miliar tahun dari sekarang. Masa depan Bumi berkaitan erat dengan Matahari. Akibat penumpukan helium di inti Matahari, luminositas total Matahari akan meningkat secara perlahan. Luminositas Matahari akan meningkat sebesar 10% dalam waktu 1,1 miliar tahun ke depan dan 40% dalam waktu 3,5 miliar tahun. Peningkatan radiasi yang mencapai Bumi cenderung memiliki dampak yang mengerikan, termasuk menghilangnya lautan di planet ini. Meningkatnya suhu di permukaan Bumi akan mempercepat siklus CO2 anorganik, mengurangi konsentrasi yang akan menyebabkan kematian tanaman di Bumi (10 ppm untuk fotosintesis C4), yang diperkirakan terjadi pada 500-900 miliar tahun ke depan. Kurangnya vegetasi akan menyebabkan ketiadaan oksigen di atmosfer, sehingga hewan akan punah dalam beberapa juta tahun lagi. Miliaran tahun kemudian, semua air di permukaan Bumi akan habis dan suhu global akan mencapai 70 °C (158 °F). Bumi diperkirakan efektif untuk dihuni dalam waktu 500 juta tahun dari sekarang, namun jangka huni ini mungkin bisa diperpanjang hingga 2,3 miliar tahun jika nitrogen di atmosfer habis. Bahkan jika Matahari tetap ada dan stabil, 27% air di samudra akan turun ke mantel Bumi dalam waktu satu miliar tahun lagi akibat berkurangnya ventilasi uap di punggung tengah samudra. Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah sekitar 5 miliar tahun lagi.

Radius Matahari diperkirakan akan lebih luas 250 kali dari radius sekarang, atau sekitar 1 SA (150,000,000 km). Sedangkan nasib Bumi masih belum jelas. Sebagai raksasa merah, Matahari akan kehilangan massa sekitar 30%. Akibatnya, tidak ada efek pasang surut, dan orbit Bumi akan berpindah 17 SA (2.5×109 km) dari Matahari saat bintang raksasa tersebut mencapai radius maksimum. Bumi diperkirakan akan melindungi dirinya dengan cara memperluas atmosfer luarnya. Meskipun demikian, kehidupan di Bumi tetap akan punah akibat meningkatnya tingkat luminositas Matahari (dengan tingkat luminositas 5.000 kali lebih besar dari sekarang). Penelitian pada tahun 2008 menunjukkan bahwa orbit Bumi akan rusak karena efek pasang surut dan daya tarik Matahari, sehingga Bumi akan memasuki atmosfer Matahari dan menguap akibat panas. Setelah peristiwa ini terjadi, inti Matahari akan luruh menjadi katai putih dan lapisan luarnya dimuntahkan ke angkasa menjadi nebula planet. Materi Bumi di dalam Matahari akan dilepaskan ke angkasa antar bintang, yang di kemudian hari mungkin akan membentuk planet generasi baru dan benda langit lainnya.

“Bulan” - Bulan adalah satelit mirip planet besar dengan sifat kebumian, yang berdiameter sekitar seperempat dari diameter Bumi dan merupakan bulan terbesar dalam Tata Surya menurut ukuran relatif planet, meskipun Charon lebih besar untuk ukuran planet katai Pluto. Satelit alami yang mengorbit planet lainnya juga dinamakan "bulan", sesuai dengan nama satelit Bumi. Daya tarik gravitasi antara Bumi dengan Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di Bumi, sedangkan Bulan mengalami penguncian pasang surut akibat fenomena yang sama; periode rotasinya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Oleh sebab itu, Bulan selalu memperlihatkan sisi yang sama ke Bumi. Karena Bulan mengorbit Bumi, sisi Bulan yang menghadap Bumi disinari oleh Matahari, yang menyebabkan terjadinya fase bulan; sisi Bulan yang gelap tidak menerima cahaya karena terhalang oleh terminator surya.

Karena interaksi pasang surut antara Bulan dan Bumi, Bulan surut dari Bumi dengan jarak sekitar 38 mm per tahun. Selama jutaan tahun terakhir, fenomena ini telah menyebabkan perubahan besar pada lama hari di Bumi. Pada era Devonian (sekitar 410 juta tahun yang lalu), satu hari berlangsung selama 21,8 jam. Selain itu, lama hari di Bumi juga meningkat kurang lebih 23 per tahun. Bulan diperkirakan telah memengaruhi perkembangan kehidupan dengan cara memoderasi iklim di Bumi. Bukti paleontologi dan simulasi komputer menunjukkan bahwa kemiringan sumbu Bumi distabilkan oleh interaksi pasang surut dengan Bulan.

Beberapa pakar meyakini bahwa tanpa penstabilan torsi yang dilakukan oleh Matahari dan planet lainnya terhadap tonjolan khatulistiwa Bumi, sumbu rotasi mungkin akan kacau dan tidak stabil selama jutaan tahun, seperti yang terjadi pada Mars. Jika dilihat dari Bumi, ukuran Bulan tampaknya tidak lebih besar dari ukuran Matahari. Diameter sudut (atau sudut padat) kedua objek ini sama karena perbedaan jarak antara Matahari dan Bulan dari Bumi; meskipun diameter Matahari 400 kali lebih besar dari diameter Bulan, jarak antara keduanya juga 400 kali lebih jauh. Hal ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari total dan cincin di Bumi.Teori mengenai asal usul Bulan yang paling diterima secara luas, yakni teori tubrukan besar, menjelaskan bahwa Bulan terbentuk akibat pelepasan materi yang terjadi setelah tubrukan antara protoplanet seukuran Mars bernama Theia dengan Bumi. Hipotesis ini antara lain menjelaskan bahwa komposisi Bulan hampir identik dengan kerak Bumi karena terdapatnya kandungan besi dan volatil dalam jumlah kecil di Bulan.

Sumber: Dari Beberapa Sumber Yang Terkait Ttg Ilmu Bumi.

Banner Air Maaqo

Friday 31 October 2014

LAUT ATLANTIS DULUNYA BENUA ATLANTIS disitu awal peradaban manusia tua zaman 340 juta tahun yang lalu.

Samudra Atlantik CNG.online - adalah samudra terbesar kedua di dunia, meliputi sekitar 1/5 permukaan Bumi. Kata Atlantik berasal dari mitologi Yunani yang berarti "Laut Atlas".

Samudra ini berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan, terbagi dua oleh garis khatulistiwa menjadi Atlantik Utara dan Atlantik Selatan. Dibatasi oleh Amerika Utara dan Amerika Selatan di bagian barat samudera dan Eropa dan Afrika di bagian timur samudra.

Samudra Atlantik berhubungan dengan Samudra Pasifik, di bagian utara bumi melalui Samudra Arktik dan di bagian selatan bumi melalui Lintasan Drake. Hubungan buatan manusia antara Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik dibuat melalui Terusan Panama. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudera Hindia di bagian timur, dibatasi pada garis 20° Bujur Timur. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudra Arktik adalah garis dari Greenland ke Svalbard di sebelah utara Norwegia.

Mencakupi sekitar 20% permukaan Bumi, Samudra Atlantik berada di urutan kedua terbesar dalam segi ukurannya setelah Samudra Pasifik. Bersama dengan lautan di sekitarnya ia mempunyai luas sebesar 106.450.000 km²; jika lautan di sekitarnya tidak dihitung, luasnya 82.362.000 km². Jumlah wilayah yang mengalir ke Samudra Atlantik lebih besar empat kali daripada Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia. Volume Samudra Atlantik dengan lautan sekitarnya adalah 354.700.000 km³ dan tanpanya adalah 323.600.000 km³.

Kedalaman rata-rata Samudra Atlantik, dengan lautan di sekitarnya adalah 3.332 m (10.932 kaki); tanpanya adalah 3.926 m (12.877 kaki). Kedalaman terbesar, 8.605 m (28.232 kaki), berada di Palung Puerto Riko. Lebar Samudra Atlantik beragam, dari 2.848 km (1.769 mil) di antara Brasil dan Liberia hingga sekitar 4.830 km (3.000 mil) antara Amerika Serikat dan sebelah utara Afrika.

Samudra Atlantik mempunyai pesisir pantai yang tak beraturan (ireguler) yang dibatasi berbagai teluk dan lautan, termasuk Laut Karibia, Teluk Meksiko, Teluk St. Lawrence, Laut Mediterania, Laut Hitam, Laut Utara, Laut Baltik, dan Laut Norwegia-Greenland. Pulau-pulau di Samudra Atlantik termasuk Svalbard, Greenland, Islandia, Rockall, Britania Raya, Irlandia, Fernando de Noronha, Azores, Kepulauan Madeira, Kepulauan Canary, Tanjung Verde, Bermuda, Hindia Barat, Ascension, St. Helena, Tristan da Cunha, Kepulauan Falkland, dan Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan.

-"Dalam firman tentang Abraham yang disebut TUHAN tentang Negeri Asal, maksudnya negeri/daerah/wilayah kediaman Abraham yang Asli, sebelum negeri Israel yang dijanjikan ALLAH. Kitab Kejadian (Genesis) Pasal 12, menggambarkan Abram dan keluarganya telah memenuhi panggilan Allah untuk keluar dari negeri asalnya Haran dan menjadi seorang pengembara di negeri asing Kanaan. Tuhan mempunyai rencana jangka panjang, bagi keturunan Abraham yaitu bangsa Israel untuk mewarisi tanah Perjanjian. Lebih lanjut dalam kajian tentang negeri asal (Kediaman Asli) Abraham, (begitupun Nuh sebelumnya), tentang negeri asal yang asli ini menjadi begitu misteri di dalam Kitab Kejadian. Kemisterian ini tentu terus merujuk kepada daerah/wilayah AWAL MULA dari PENCIPTAAN, yang menjadi area penciptaan sekaligus kediaman Adam dan Eva sebagai manusia awal mula ciptaan TUHAN.

Dengan demikian telusuran kritis Lokasi Eden menurut Jewish Encyclopedia: penulis-penulis ternama mengatakan: Targum Yerushalmi menerjemahkan Havalilah dengan Hindiki [HIndustan atau India], dan membiarkan Pison tidak diterjemahkan, Saadia Gaon, dalam terjemahan Arab-nya, menerjemahkan Pison sebagai NIL, yang ditertawakan oleh Ibn Ezra sebagai “sudah jelas-jelas diketahui bahwa Eden berada lebih jauh ke selatan, di Khatulistiwa”. Nahmanides sepakat dengan pandangan ini. Ceritra kedatangan orang Yahudi di Yerusalem dari “Aden, tanah tempat Gan Eden [maksudnya Garden of Eden atau Taman Eden] yang termashur dan ternama berada, yaitu di tenggara Assyria”….Sungai Pertama, Pison kemungkinan mengarah ke sungai Indus, yang mengelilingi Hindustan, memperkuat Targum Yerushalmi, (Dalam Arysio Santos Orang Brazil , “Atlantis The Lost Contonent Finally Found, (1997), Indonesia Ternyata Tempat Lahir Perdaban Dunia” (2009), hal.505-506).

Atlantis, Daratan Awal-Mula Penciptaan

Secara akademis, rujukan tentang Benua Atlantis yang Hilang, Arysio Santos melaluibukunya “Atlantis The Lost Continent Finally Found, (1997), Indonesia Ternyata Tempat Lahir Perdaban Dunia” (2009) antara lain melalui pembuktian Geologis dan Vulkanis, kajian berbagai perkembangan peradaban dan kebudayaan besar di dunia. Begitupun Stephen Oppenheimer dalam bukunya “The Eden is East,(1998), Surga di Timur” (2010) merujuk ke Kepulaun Sunda Kecil (Nusa Tenggara Timur/NTT-Nusa Tenggara Barat/NTB) dan Maluku, Sulawesi yang antara lain membuktikan dengan Gen Asli menunjuk awal mula penyebaran Manusia di dunia dan Bahasa Autronesia sebagai Bahasa Asli sumber segala bahasa di dunia. Tentu jauh hari sebelumnya garis Wallace-Weber telah membuktikan asal flora-fauna di Dunia Lama, yakni Dataran POROS (NTT-NTB-Maluku, Sulawesi) sebagai wilayah pembagi ke Dataran SAHUL/Timur (Irian-Aru menyatu AUSTRALIA), dan ke Dataran SUNDA/Barat (Jawa Purba:Jawa-kalimantan-Sumatra yang menyatu ASIA). Dalam arti flora-Fauna di Dataran SAHUL tidak bisa ke Dataran SUNDA, begitupun sebaliknya Flora-Fauna yang ada di Dataran SUNDA tidak bisa ke Dataran SAHUL (Bandingkan dengan Peta buatan Dr. Harold K. Voris, Kurator dan Kepala Departemen Zoologi pada Field Museum, Chicago, Illinois, dalam Arysio Santos hal. 104 dan 150).

Dalam arti dapat tercermati bahwa negeri asal/asli Nuh, Abraham, tentunya wilayah ciptaan awal mula, yang sesungguhnya menjadi wilayah penciptaan dan kediaman Adam dan Eva, yakni di Dataran POROS (dengan pulau-pulau kecil lain di lautan pasifik, termasuk filipina). Wilayah/Dataran ini sebagai listofer (Daratan Baru yang muncul) akibat tenggelamnya benua (Atlantis), yang populer disebut Benua Atlantis yang hilang itu.

Hilangnya Benua Atlantis, dalam dialektika geologi (Bandingkan dengan Alan Woods dan Ted Grant: ‘Reason in Revolt, (1996) Revolusi Berpikir Dalam Ilmu Pengetahuan Moderen”, (2006), hal. 285-332 dapat tertelusuri dalam proses pemecahan massa benua. Sebelum pemecahan massa benua tahap pertama, zaman Pangea (Paleozoikum), Zaman Hidup Tua selama 340 juta tahun. Maka telah lebih dahulu berlangsung Zaman Archeatikum (Arkeazoikum), Zaman Belum ada Kehidupan, yakni zaman yang sangat panas yang berlangsung selama 2500 juta tahun. Zaman ini teryakini secara religius sebagai sedang ada persemaian kehidupan (“pengeraman kehidupan”), yang dilakukan oleh Sang Maha Pencipta. Dalam zamanArchaean secara ilahi Bumi dierami (dipanasi) oleh Roh, yakni “Roh Tuhan melayang-layang di atasnya” Genesis 1:2, untuk pembentukan massa bumi (benua) Bumi (awalnya massa benua) yang telah mencapai usia 4,6 milyar tahun, era awal kehidupan dimulai dalam zaman palaeozoikum, yang selanjutnya dikenal juga denganzaman hidup tua. Zaman ini dalam dialektika Langit (Matahari/Bulan) dengan Bumi melahirkan makluk hidup Gangga Laut mewakili flora dan Ikan mewakili fauna.

Bandingkan Injil Yohanes 1: 1-6: Pada mulanya adalah Firman, firman itu bersama-sama dengan Allah, dan firman itu adalah Allah. Ia (baca: roh, sabda, firman) pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Proses pertama pemecahan massa benua di zaman Pangea (Palaeozoikum), Zaman Hidup Tua selama 340 juta tahun, yang terbagi lagi dalam Zaman Primer Hidup Tua selama 140 juta tahun, yakni penentuan Sumbu Timur dan Sumbu Barat massa benua dengan dialiri samudra Lethis. Penentuan sumbu Timur dan sumbu Barat itu menjadi tittik-titik terbentuknya Garis Equator (Garis Khatulis Tiwa) yang menghubungkan wilayah Timur dan Wilayah Barat Sekaligus membagi wilayah utara massa benua dengan Laurasia, sedangkan wilayah selatan massa benua dengan Gonwandaland.

Proses kedua Pemecahan massa benua terjadi di Zaman Mezosoikum, Zaman Hidup Menengah, selama 250 juta hingga 65 juta tahun, yang berakhir 75.000 tahun lalu. Saat itu Daratan India masih di posisi Selatan Katulistiwa bagian Timur, sehingga India merupakan bagian dari benua yang hilang itu. Saat itu juga ada Australia dan Antartika, sedangkan Papua (Irian) tidak dalam satu daratan dengan benua yang hilang itu, karena saat itu menjadi satu daratan dengan benua Australia. Begitupun daratan Jawa Purba (mencakup kekinian Pulau Jawa-Sumatra-Kalimantan dan Pulau-pulau Kecil di sekitar) bagian dari Laurasia.

Proses ketiga pemecahan massa benua, menjadi tahap yang menenggelamkan Benua Atlantis (benua yang hilang, 75000 tahun lalu), yakni terbelah Daratan Amerika dari Utara ke Selatan, bergerak ke Timur menghantam (menghancurkan) Benua yang hilang/Atlantis. Afrika terlepas dari bagian Daratan Amerika Selatan, bergerak ke Barat, dan meluncur ke atas menempel pada Laurasia /Dataran Eropa, sehingga membentuk pegunungan Karpatia, mengurung Samudra Lethys (Samudra Purba) di sumbu Barat menjadi Laut Tengah keknian. Benua Australia bergerak naik dengan melepaskan Daratan Papua (Pulau Papua kekinian) ikut menghantam Benua yang hilang/Atlantis, mengakibatkan Daratan India terdorong naik menempel Laurasia/Daratan Asia, sehingga membentuk barisan pegunungan Himalaya. Pembentukan barisan pegunungan Himalaya berakibat menekan ke bawah daratan Asia Tenggara (Jawa Purba dengan berbagai deretan pegunungan) ikut menindih lempeng Benua Atlantis yang sudah tertabrak (dihancurkan) oleh lempeng Benua Amerika dan Benua Australia itu. Penghancuran benua Atlantis, membuat zamudra Purba di sumbu Timur (Pasifik) terbagi ke zamudera Hindia dan zamudera Atlantik.

Terpahami tahap ketiga pemecahan massa benua, dalam Dialektika Geologi, dituntun mitos Permusuhan Dua Bersaudara, yakni Kain/ si Kakak versus Abel/ si Adik (mitos ini terkisahkan dalam Oppenheimer Eden is The East, Surga di Timur, hal. 405-406)

Model penghayutan benua melalui mitos penghancuran oleh Ekor Ikan Raksasa/si Adik, (pencermatan kami sebagai bencana vulkanik/letusan gunung berapi di dalam samudera). Sedangkan penghancuran benua melalui mitos senjata geografis Tombak/si Kakak, (dalam pencermatan kami sebagai bencana vulkanik/letusan gunung berapi di daratan). Bencana Vulkanik ini dapat terpahami dalam Arysio Santos melalui bukunya The Lost Continent Finally Found, hal.61-160 , bahwa kejadian itu di Indonesia dalam letusan Gunung Toba (di darat) dan Gunung Krakatau (di Laut). Pemahaman ini tentu membantu upaya menyingkap misteri benua yang hilang sebagai akibat akumulasi letusan gunung berapi baik di dalam samudra maupun di daratan mengepung wilayah Poros/Benua Atlantis. Dapat tertelusuri dari aspek geologis pertemuan lempeng-lempeng benua menghimpit lempeng Benua Atlantis. Saling bertubrukan: Australia dari selatan, Amerika dari barat, dan Asia akibat tubrukan India membentuk Pegunungan Himalaya (akumulasi tubrukan Afrika terhadap Eropa membentuk pegunungan Karpatia) menyebabkan tubrukan lempeng Asia Tenggara dari atas membentuk listofer Jawa Purba, maka terhanyutlah Benua Atlantis.

Listofer Benua yang Hilang

Terhanyutnya Benua Atlantis 75.000 tahun lalu mengakhiri zaman Mezosoikum yang berlangsung selama 250 juta hingga 65 juta tahun, sedangkan tenggelamnya benua Atlantis dalam versi Plato 11.000 tahun lalu itu, menjelaskan bencana banjir Nabi Nuh yang mengakhiri zaman Es/akhir zaman Neozoikum, di mana zaman ini berlangsung selama 60 juta hingga 600 ribu tahun. Benua Atlantis yang hanyut 75.000 tahun lalu akibat terkepung tubrukan lempeng tiga benua (Australia dari selatan, Amerika dari Barat, Asia Tenggara dari Utara akibat tubrukan India), memaksa muncul listofer (daratan baru) yang tertebar berbagai pulau-pulau di wilayah Poros (bandingkan garis Wallace-Weber), serta berbagai pulau yang berserakan di zamudera Pasifik, juga Kepulauan Filipina. Tebaran daratan baru dari benua yang hilang (listofer), terapit oleh dua lempeng samudera yaitu zamudera Pasifik dan zamudra Hindia

Sesungguhnya lempeng samudra Pasifik sebagai lempeng utama zamudera Purba (Pasifik)di Timur dengan lempeng Benua Purba yang hilang (Atlantis) menyatu dalam lempeng Zamudra Lethys di Barat saat pemecahan massa benua tahap pertama di zaman Paleozoikum/ zaman Pangea. Disebut zaman Pangea, karena saat itu terbentuk massa benua (Pangea) yang terbagi ke dalam Laurasia/Utara danGonwandaland/Selatan melalui penarikan titik-titik garis (garis equator/khatulistiwa). Penarikan garis itu yang mempertemukan Sumbu Timur dengan Sumbu Barat dari Pangea. Kemudian saat pemecahan massa benua tahap kedua di zaman Mezosoikum, di mana menghasilkan Daratan dengan kehidupan Awal di dunia (Australia, Antartika, Atlantis/India) di Gonwandaland/ Wilayah Selatan Khatulistiwa, arah Timur, menempatkan zamudra purba di Timur (Lautan Pasifik). Dalam pemecahan massa benua tahap ketiga membagi zamudra purba di Timur (Pasifik) ke zamudra Hindia dan Zamudera Atlantik, sedangkan zamudra purba di Barat terjebak ke dalam Laut Tengah kekinian akibat tubrukan Afrika dan India terhadapLaurasia/Eropa-Asia.

Pemecahan massa benua tahap ke 3 mengakhiri zaman Mezosoikum 75.000 tahun lalu: Amerika terbelah dari utara (sehingga terpisah dengan Eropa) ke selatan (sehingga terpisah dengan Afrika). Menyebabkan Afrika bergerak naik menubruk Eropa terbentuk pegunungan Karpatia. Bersamaan India bergerak dari bawah menubruk Asia terbentuk pegunungan Himalaya, yang memaksa daratan Asia (Asia Tenggara) bergerak ke bawah terbentuk daratan baru (listofer) Jawa Purba menghimpit dari atas lempeng benua yang hilang. Maka samudra Purba di Timur (Pasifik) itu terbagi menjadi samudera Hindia dan samudera Atlantik. Sedangkan samudra Purba di Barat (Lethys) terjebak sampai kekinian menjadi Laut Tengah di Eropa sebagai akibat akumulasi tubrukan Afrika terhadap Eropa membentuk pegunungan Karpatia (Afrika yang bergerak naik dari Selatan Katulistiwa arah Barat, karena terlepas dari Amerika Selatan). Bersamaan dengan tubrukan India terhadap Asia membentuk pegunungan Himalaya (India yang bergerak naik dari Selatan Katulistiwa arah Timur karena tubrukan lempeng benua Australia terhadap lempeng Benua yang Hilang/Atlantis) sehingga muncul listofer (daratan baru) Jawa Purba sebagai bagian dari Laurasia/Asia.

Listofer Benua yang Hilang (wilayah Poros: Kepulauan Nusa Tenggara minus Bali, Kepulauan Maluku, Pulau Sulawesi), ke Utara termasuk Kepulauan Filipina, sedangkan ke Timur mencakup tebaran pulau-pulau di zamudera Pasifik. Ke wilayah Selatan mencakup Selandia Baru, sedangkan ke wilayah Barat mencakup Madagaskar saat itu berposisi dengan India yang masih berada di belahan Bumi Selatan Khatulistiwa arah Timur. Wilayah dimaksud menegaskan ukuran luas, sekaligus letak geografis Benua Atlantis (Benua Yang Hilang) saat pemecahan massa benua tahap 2 (Bandingkan dengan Peta Wilayah Kekaiseran Atlantis Tempo Dulu yang Mahaluas yang dibuat Leo Frobenius (1873-1938), direprodukdi dalam Arysio Santos, hal. 256). Sedangkan Posisi pulau Irian (Papua), merupakan daratan baru yang terlepas dari lempeng benua Australia di saat lempeng benua Australia bergerak dari selatan menubruk benua Atlantis saat pemecahan massa benua tahap 3 yang mengakhiri zaman Mezosoikum, untuk memasuki zaman Neolitikum (zaman es) atau Zaman Hidup Baru. Begitupun Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sumatra dan berbagai Pulau Kecil di sekitarnya dalam satu kesatuan Daratan Jawa Purba yang sesungguhnya daratan baru (listofer) dari Laurasia/Asia sebelum akhir zaman Es/akhir zamam Neozoikum. Karena pada akhir zaman Es saat bencana banjir nabi Nuh yang memisahkan daratan Jawa Purba dari Asia dan dalam letak geografis pulau-pulau (Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Pulau Kecil lain di sekitar) seperti kekinian.
Dengan demikian penghanyutan lempeng Benua Atlantis/Benua yang hilang itu, terjadi di akhir zaman Mezosoikum /akhir Zaman Hidup Menengah sekitar 75.000 tahun lalu.Tertenggelamkan oleh tubrukan tiga lempeng benua (Amerika, Australia, Asia), dan terhanyutkan oleh dua lempeng samudra (Pasifik dan Hindia). Maka menjadi sangatmisteri dan selalu sangat-sangat rahasia mengenai kebenaran benua yang hilang itu. Indikasi garis Wallace-Weber mengenai fauna yang tidak bisa menyeberang dari pulau Lombok ke pulau Bali, atau antara Pulau Sulawesi dengan Pulau Kalimantan, atau Palung Laut Banda yang sangat dalam. Begitupun palung daratan Pulau Timor yang menjadi tumpangan lempeng Benua Australia, menegaskan keberadaan listofer (daratan baru) benua yang hilang dan sekaligus menegaskan letak batas geografis benua itu.

Palung Pulau Timor yang menjadi tumpangan lempeng Benua Australia, memicu semangat almarhum Prof Johanes untuk memperjuangkan pembagian hasil zona (A, B, C) pertambangan minyak di celah Timor secara adil antara Indonesia dengan Australia tempo dulu. Tentu imaginasi kultural dapat memaklumi pembagian zona minyak Cela Timor yang tidak adil itu sebagai imbal jasa Indonesia terhadap lempeng Benua Australia. Jasa Benua Australia di era pemecahan massa benua tahap 3 (yang mengakhiri zaman Mezosoikum) dengan menyelamatkan India dan meminimalisir keterceraiberaian listofer wilayah Kepulauan Poros. Menyelamatkan India (mendorongnya bergerak naik ke atas menempel Asia), dan melindungi wilayah Poros (Kepulauan Nusa Tenggara-minus Pulau Bali, Kepulauan Maluku, Sulawesi) dengan melepaskan daratan Irian/Papua dalam posisinya kekinian untuk membuat wilayah listofer Kepulauan Poros lebih terlindung dari gerakan lempeng benua Amerika menabrak lempeng benua Atlantis di samudera Pasifik.

India dan Kepulauan wilayah Poros (Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi) sebagai listofer dari Benua yang hilang, bernasib masih lebih baikdari hantaman lempeng benua Amerika terhadap lempeng benua Atlantis. Dalam arti dataran baru itu tidak sampai tercecer berkeping-keping seperti nasib berbagai kepulauan di samudera Pasifik kekinian. Di situ terletak jasa lempeng benua Australia untuk menyelamatkan kehanyutan benua Atlantis dari terjangan lempeng benua Amerika, sehingga nasib India dan Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, Sulawesi sebagai listofer (Daratan Baru) dari Benua Atlantis, tidak separah nasib ceceran Pulau-Pulau di samudera Pasifik. Jasa lempeng benua Australia itu menjadi semakin berarti, apabila tercermati di akhir zaman Es (akhir zaman Neozikum) setelah banjir dasyat (Air Bah Nabi Nuh) pada 11.600 tahun lalu (versi Benua Atlantis yang Hilang dari filsuf Plato), menempatkan India sebagai pusat peradaban dunia (Replika Salib Atlantis) yang berakhir 5000 tahun lalu. Juga Bencana Banjir Nabi Nuh itu telah menutup daratan yang menyatukan Benua Australia dengan Pulau Irian, menutup daratan yang menyatukan Pulau Jawa Purba, sehingga terbentuk Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, dengan berbagai Kepulauan Kecil disekitar dengan bagian Benua Asia Tenggara, sehingga semuanya dalam letak geografis seperti kekinian.

Pikiran Konklusif;
Bencana dasyat yang mengakihiri zaman Mesosoikum (akhir zaman Hidup Menengah) sebagai pemecahan massa benua tahap ke 3 yang menenggelamkan Benua Atlantis 75000 tahun lalu dikenal juga dengan Kepunahan Massal 1, di dalam Kitab Kejadian terjelaskan sebagai Konflik Kain dan Abel. Kemudian muncul bencana dasyat berikut yang dikenal dengan banjir nabi Nuh dalam Kitab Suci, yang mengakhiri Zaman Neozoikum (akhir zaman Es atau akhir zaman Hidup Baru) 11.000 tahun lalu, dikenalsebagai Kepunahan Massal 2. Setelah kepunahan massal 2, dalam sejarah peradaban menempatkan India sebagai pusat peradaban dunia (Replikanya Salib Atlantis) yang berakhir 5000 tahun lalu. Di saat akhir replika atlantis itu, peradaban dunia bergeser lagi ke Mesir (Dewa Ra, Matahari), ke Cina (Yin-Yan) dan Yunani ( Filsafat), yang berakhir 2000 tahun lalu. Kemudian 2000 tahun lalu itu peradaban Salib Kristus di Timur Tengah dan Eropa, menyusul 1500 tahun lalu peradaban Bulan-Bintang di Arab.

Semua peradaban itu berawal atau sumber asalnya dari Atlantis, benua yang terhanyutkan oleh lempeng benua Amerika, Australia, Asia. Peradaban Atlantis itu ditandaskan oleh filsuf Plato merupakan Peradaban Tinggi Masyarakat Sipil sebagai Ibu Kandung Peradaban Dunia. Dielaborasi oleh Arysio Santos sebagai PeradabanSalib Atlantis. Dibuktikan lokasi dan wilayah peradaban/Atlantis yang hilang itu oleh Stephen Oppenheimer melalui antara lain pembuktian asal Gen Asli Manusia dan Awal Mula Penyebaran Manusia di Dunia

Sedangkan Salib Atlantis sebagai Tata Peradaban Masyarakat di Daratan Baru (listofer) Benua yang Hilang, telah dikaji oleh F.A.E. van Wouden, mengelaborasinya sebagai Trinitas Kepemimpinan Purba dalam crossDualisme Kosmos/Vertikal dengan Dualisme Sosial/Horisontal melalui disertasinyadi Universitas Leiden-Negeri Belanda, “Sociale Structuurtypen in de Groote Oost “1935, di Indonesiakan “Klen, Mitos, dan Kekuasaan, Struktur Sosial IndonesiaBagian Timur”, 1985

Salib Atlantis dengan penyebutan Lewo Tanah sampai sekarang diterapkan oleh masyarakat Kepulauan Solor (Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Lembata) dengan Daratan Timur Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur sebagai simbol Kepulauan Solor (Matahari) Purba yang mencakup Kepulauan di wilayah/Dataran Poros.

AWAL MULA (awal mula penciptaan), PERADABAN, masih natural-alamiah=ALLAH. Di era dominasi Peradaban ini dikenal dengan ATLANTIS LEMURIA . Jadi peradaban yang mendominasi di era Atlantis Lemuria, berakhir sekitar 80 ribu-70 ribu tahun lalu , sebagai akhir dari zaman Mezosoikum (akhir Siklus Peradaban 1). Substansi ini yang menjadi kecondongan kajian dalam buku TAMAN EDEN DI TIMUR, karya Oppenheimer. Kemudian berkembang kearah ATLANTIS SANG PUTRA, sebagai era KEBUDAYAAN yang mencondongkan karya berbagai manusia Atlantis dan kehancuran-nya di 11.000 tahun lalu dalam peristiwa banjir Nabi NUH, diketahui sebagai akhir zaman Es/Pleistosen, akhir zaman Neozoikum (akhir Siklus Peradaban 2). Kemudian berkembang REPLIKA ATLANTIS yang menempatkan India sebagai pusat perkembangan peradaban yang berakhir 5000 tahun lalu (akhir Siklus Peradaban 3). Sejak 5000 tahun lalu Peradaban dunia bergeser ke Mesir (Dewa Ra/Piramida), Cina (Yin-Yan), Yunani (Filsafat Logika,Etika,Estetika) yang berakhir 2000 tahun lalu (akhir siklus Peradaban 4). Sejak 2000 tahun lalu berkembang Salib Atlantis dalam REPLIKA SALIB KRISTUS di Israel dan Roma,1500 tahun lalu dalam KOSMOGRAM ATLANTIS (Bulan Bintang) di Arab sebagaiSiklus Peradaban 5. Semua itu menjadi kecondongan pembuktian pembahasan Arysio Santos dalam bukunya INDONESIA PUSAT PERADABAN DUNIA. Replika-replika Atlantis itu secara sporadis berkembang di seluruh belahan dunia sampai kekinian dan akan datang.

Benar, penegasan Arysio Santos bahwa berbagai sosok hebat yang dipuja dan dikenal sampai kekinian, merupakan putra-putri Atlantis keturunan dewa yang kemudian menyinari seluruh dunia dengan Cahaya Ibu Agung Perawan. Para pahhlawan atau malaikat, dewa-dewi yang berperanan dalam semua perkembangan peradaban , aslinya berasal dari sebuah daratan yang tenggelam dan menghilang di bawah air, persis seperti Atlantis. Kebetulan wilayah delta sungai Gangga disebutBengal (atau Bengala), sebuah nama yang diturunkan dari bahasa Dravida (beng-ala) dan berarti ”tanah rawa yang tenggelam”. Nama ini sinonim dengan sebutan Atlantisitu sendiri dari bahasa Sansekerta, dari kata a-tala (dataran yang tenggelam) dan karenanya tak ada celah untuk meragukan hubungannya dengan Benua yang Hilang atau Surga yang hilang itu sendiri, yakni berlokasi di Indonesia. (Arysio Santos, hal 156).


Sumber Rujukan:
Arysio Santos (Atlantis The Lost Continent Finally Found, 1997).
Ensiklopedia Bebas (Geo Stub - Geography Stub).

Banner Air Maaqo

Wednesday 29 October 2014

DASAR SEHAT & KESEHATAN ilmunya ada disi DAN TIMBULNYA PENYAKIT PADA MANUSIA.


 
A. Konsep Dasar Sehat dan Kesehatan
CNG.online - 1. Pengertian Kesehatan
Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara social dan ekonomi.
Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, social, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun secara klinis. Fungsi organ tubuhnya berfungsi secara baik, dan dia memang tidak sakit. Sehat secara mental/psikis adalah sehatnya pikiran, emosional, maupun spiritual dari seseorang. Ada suatu kasus seseorang yang memeriksakan kondisi badannya serba tidak enak, akan tetapi secara klinis/hasil pemeriksaan dokter menunjukan bahwa orang tersebut tidak sakit, hal ini bisa disebabkan karena orang tersebut mengalami gangguan secara mental/psikis yang mempengaruhi keadaan fisiknya. Contoh orang yang sehat secara mental adalah tidak autis, tidak stress, tidak mengalami gangguan jiwa akut, tidak mempunyai masalah yang berhubungan dengan kejiwaan, misalnya kleptomania, psikopat, dan lain-lain. Penderita penyakit hati juga merupakan contoh dari orang yang tidak sehat mentalnya, karena tidak ada seorang dokter bedah jantung sekalipun yang bisa menghilangkan poenyakkit ini dengan peralatan bedahnya.
Sedangkan dikatakan sehat secara social adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan di mana ia tinggal. Contoh orang yang tidak sehat social diantaranya adalah seorang Wanita Tuna Susila (WTS). Kemudaian orang dengan katagori sehat secara ekonomi adalah orang yang produktif, produktifitasnya mengantarkan ia untuk bekerja dan dengan bekerja ia akan dapat menunjang kehidupan keluarganya.
2. Hubungan keempat faktor penentu kesehatan
Keempat faktor yang telah dijelaskan di atas adalah saling berkaitan. Ketika salah satu sakit maka yang lainnya akan sakit atau terganggu. Misalnya, seseorang sedang menderita sakit gigi, ia akan cenderung mudah marah karena rasa sakit yang ditahannya. Kemarahan yang timbul itu kemudian berimbas kepada orang-orang yang ada di sekitarnya sehingga mudah marah kepada siapa saja yang dilihatnya. Efek dari sakit gigi itu juga jadi terganggunya aktifitas sehari-hari baik itu bekerja di rumah atau di kantor, sehingga produktifitas kerjanya terganggu.
3. Pengertian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Menurut Proff. Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958),
“ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, control infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek social, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang adekuat untuk menjaga kesehatannya”.
4. Upaya untuk kesehatan.
Upaya-upaya tersebut diantaranya adalah:
a. Upaya Pemeliharaan Kesehatan
Kuratif : tindakan pengobatan Rehabilitatif : upaya pemeliharaan atau pemulihan kesehatan agar penyakitnya tidak semakin terpuruk dengan mengkonsumsi makanan yang menunjang utnuk kesembuahan penyakitnya.
b. Upaya Peningkatan Kesehatan Preventif : upaya pencegahan terhadap suatu penyakit Promotif : upaya peningkatn kesehatan Sarana Kesehatan yang Mendukung Upaya Kesehatan berdasarkan UU RI No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan: Puskesmas Dokter praktek Toko obat Praktek bidan Rumah sakit khusus Rumah sakit Apotek Pedagang besar farmasi Laboratorium Sekolah dan akademi kesehatan Balai pelatihan kesehatan Sarana kesehatan laiannya.
B. Timbulnya Penyakit Pada Manusia Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap seseorang. Ilmu yang mempelajari tentang penyakit disebut patologi.
Jenis Penyakit
1. Penyakit Infeksi Penyakit Infeksi terdiri dari dua macam, yaitu: a. Penyakit MenularPenyakit ini digolongkan kepada dua jenis yaitu communicable desease (penyakit yang dapat dicegah) seperti dipteri. Dan non-Communicable desease (penyakit yang tidak dapat dilakukan pencegahan seperti imunisasi) b. Penyakit infeksi yang tidak menular. Seperti jerawat, bisul, dll.
2. Penyakit non-Infeksi Penyakit non-infeksi bisa disebabakan oleh: Degeneratif, penyakit yang timbul karena menurunnya fungsi alat tubuh. Seperti kanker, jantung, hipertensi, diabetes, dll.
Hubungannya dengan proses metabolic (kemampuan pemecahan dari zat-zat gizi) seperti, penyakit diabetes, tyroid. Gizi Asupan makanan yang memenuhi kandungan gizi seimbang bagi anak usia dini merupakan kunci penting bagi pertumbuhan anak, demi terciptanya generasi penerus yang lebih berkualitas. Penyadaran akan pentingnya gizi seimbang harus terus
disosialisasikan kepada masyarakat, terutama di daerah yang jauh dari keterjangkauan informasi.
Penyakit non-infeksi yang disebabkan oleh gizi bisa dikarenakan kekurangan gizi atau kelebihan gizi. Penyakit karena kekurangan gizi misalnya gizi buruk, kwarsiorkor, marasmus, anemia, kurang Vitamin A, dll.
Gizi buruk
adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dalam waktu yag cukup lama, yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada pada <-3 atau="" baku="" buruk="" dan="" gizi="" klinis="" kwashiorkor.="" marasmus="" o:p="" sd="" tabel="" tanda-tanda="" who-nchs="" yaitu="">
Secara terperinci gejala klinis gizi buruk seperti berikut; marasmus dengan tanda-tanda tubuh sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, perut cekung, iga gambang/tulang rusuk menonjol, wajah seperti orang tua (monkey face), mata tidak bercahaya, rambut kusam, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada, penyakit infeksi umumnya bersifat kronis (diare kronik atau konstipasi), sedangkan kwashiorkor dengan tanda-tanda tubuh edema di seluruh tubuh terutama kaki, otot mengecil, wajah membulat dan sembab (moon face), pandangan sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut tanpa terasa sakit, apatis dan rewel, kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, penyakit infeksi biasanya bersifat akut (anemia dan diare). Gejala marasmik-kwashiorkor merupakan campuran dari beberapa gejala klinik marasmus dan kwashiorkor, disertai edema yang tidak mencolok.
Dilihat dari pengertiannya, dapat diketahui bahwa penyebab utama gizi buruk timbul karena komsumsi makanan yang merupakan sumber energi ataupun protein sangat rendah. Biasanya hal ini juga dibarengi dengan adanya infeksi yang menyerang. Bisa dikatakan, sudah konsumsi makannya rendah, terkena infeksi lagi.
Kelebihan gizi akan berakibat Overweight dan obesitas. Berdasarkan hasil penelitian, remaja yang obesitas di usia muda maka akan cenderung mudah mengalami penyakit degeneratif usia dini.
Kurang Energi Protein (KEP)
Menurut catatan Biro Statistik tahun 1999, rata-rata 51,4% konsumsi protein penduduk sehari berasal dari padi-padian. Bahan makanan hewani kaya akan protein bermutu tinggi, tetapi hanya 18,4% konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia. Secara nasional konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia adalah 48,7 gram per hari. (almatsier, sunita.2004.Prinsip Dasar illmu Gizi).
Kekurangan protein banyak terdapat di kalangan masyarakat social ekonomi rendah. kEP murni pada stadium berat menyebabkan kwarsiorkor pada anak di bawah lima tahun.
Jenis KEP:
1. Kwarsiorkor (kekurangan protein yang menmunjukan oedema pada muka dan perut).
Istilah kwarsiorkor pertama dikenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1993 ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dalam bahasa Ghana kwarsiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang ditunggu kelahirannya. Kwarsiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih. Gejalanya: pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan (moonface) dan gangguan psikomotor. Edema terjadi pada perut, kaki, dan tangan. Anak apatis, tidak ada nafsu makan, tidak bergembira dan sering merengek.

Penyebaran Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi dapat dipindahkan atau berpindah. Bisa dipindahkan melalui alat misalnya dari handuk (penyakit kurap,panu, dan sejenisnya), sikat gigi (untuk penyakit hepatitis). Sedangkan penyakit yang berpindah bisa melalui:
a. Melalui hewan ke manusia : rabies, flu burung,
b. Melalui air : diare
c. Melalui udara : virus Flu burung, TB (Tubercullosa)
d. Melalui tanah : metazoa (cacing kemih)
e. Kontak langsung: kulit dengan kulit
f. Melalui virus: meningitis (selaput mata), influenza, kulit dan kelamin.

C. Konsep Dasar Timbulnya Penyakit
Suatu penyakit timbul apabila adanya perasaan tidak enak atau tidak normal atau tidak nyaman pada tubuh atau pikiran seseorang.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan
1. Gizi
Saat ini gangguan kesehatan cenderung karena gizi salah (malnutrition). Gizi salah adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara alternatif maupun absolut satu atau lebih dari zat gizi. Ada empat bentuk Malnutrition (diktat Ilmu Gizi):
Undernutrition: kekurangan konsumsi pangan secara relatif maupun absolut untuk periode tertentu. Specific Deficiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vit A, Iodium, Fe, dll Over Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu Imbalance: terjadi karena disproporsi zat gizi, misalnya: kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein).
Malnutrisi adalah istilah umum untuk suatu kondisi medis yang disebabkan oleh pemberian atau cara makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi.Istilah ini seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan undernutrition (gizi kurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara berlebihan. Namun demikian, sebenarnya istilah tersebut juga dapat mencakup keadaan overnutrition (gizi berlebih). Seseorang akan mengalami malnutrisi bila jumlah, jenis, atau kualitas yang memadai dari zat gizi yang mencakup diet yang sehat tidak dikonsumsi untuk jangka waktu tertentu yang cukup lama. Keadaan yang berlangsung lebih lama lagi dapat menyebabkan terjadinya kelaparan.
Penyakit yang disebabkan karena gizi kurang

Masalah ini sangat berhubungan dengan terganggunya kesehatan yang dikenal dengan istilah penyakit kurang gizi. Hal ini merupakan masalah yang sangat kompleks, merupakan akibat dari suatu rangkaian proses masalah di masyarakat.
Manutrisi akibat asupan zat gizi yang kurang untuk menjaga fungsi tubuh yang sehat seringkali dikaitkan dengan kemiskinan, terutama pada negara-negara berkembang. Sevaliknya, malnutrisi akibat pola makan yang berlebih atau asupan gizi yang tidak seimbang lebih sering diamati pada negara-negara maju, misalnya dikaitkan dengan angka obesitas yang meningkat. Obesitas adalah suatu keadaan di mana cadangan energi yang disimpan pada jaringan lemak sangat meningkat
hingga ke mencapai tingkatan tertentu, yang terkait erat dengan gangguan kondisi kesehatan tertentu atau meningkatnya angka kematian.
Ketika berbicara mengenai gizi kurang (undernutrition), perhatian terbesar akan ditujukan pada anak, terutama balita. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, asupan kurang yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, akan memberikan dampak terhadap proses tumbuh kembang anak dengan segala akibatnya di kemudian hari. Tidak hanya pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan mentalnya. Satu hal yang akan berdampak pada produktivitas suatu bangsa.
Masalah malnutrisi masih ditemukan pada banyak tempat di Indonesia, dan ironisnya Indonesia mengalami kedua ekstrim permasalahan malnutrisi. Di satu sisi, daerah yang mengalami rawan pangan dan kelompok dengan kemampuan ekonomi yang kurang memadai amat rentan terhadap terjadinya malnutrisi dalam bentuk gizi kurang. Organisasi pangan dunia (FAO) mencatat pada kurun waktu 2001-2003 di Indonesia terdapat sekitar 13,8 juta penduduk yang kekurangan gizi. Sementara berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2005, angka gizi buruk dan gizi kurang adalah 28 persen dari jumlah anak Indonesia.
Penyakit yang disebabkan karena gizi lebih

Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi. Masalah gizi lebih bisa terjadi pada gizi makro (KH, P, L) dengan indikator dimensi tubuh yang tidak seimbang (berlebihan/gemuk/obesitas). Di beberapa tempat seperti daerah perkotaan dan pada kelompok ekonomi berkecukupan, obesitas menjadi bagian dari masalah kesehatan. Sekalipun belum ada data resmi yang diungkapkan pemerintah, beragam penelitian menunjukkan angka obesitas yang cukup mencengangkan. Satu di antaranya menyebutkan hingga 4,7% atau sekitar 9,8 juta penduduk Indonesia mengalami obesitas, belum termasuk 76,7 juta penduduk (17,5%) yang mengalami kelebihan berat badan atau berpeluang mengalami obesitas. Lebih menyedihkan lagi, angka obesitas pada anak juga cukup tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh FK UNDIP pada kelompok usia 6-7 tahun di Semarang, didapatkan angka rata-rata obesitas sekitar 12,6%. Sekalipun keadaan undernutrisi sering disebabkan oleh keadaan kekurangan pangan -- baik karena masalah produksi atau masalah distribusi -- patut
dijadikan catatan bahwa tidak jarang undernutrisi, khususnya pada anak, juga terjadi karena kesalahan pola pemberian makanan ataupun jenis makanan yang diberikan. Akibatnya anak tidak mendapatkan asupan yang memadai bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya. Hal yang serupa juga terjadi pada masalah overnutrisi di mana, asupan yang didapatkan tidak semata-mata dalam jumlah yang banyak saja tetapi juga memiliki kandungan gizi yang nilai kalorinya terlalu tinggi. Sepintas, dapat diamati bahwa kedua permasalahan ini mungkin berpangkal pada pengetahuan yang kurang memadai tentang gizi di masyarakat. Oleh karenanya, edukasi kepada masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat tentang pemenuhan gizi akan menjadi langkah yang baik dalam mencegah terjadinya undernutrisi maupun overnutrisi.

2. Penurunan Fungsi Fisiologis.
Penurunan fungsi fisiologis dapat terjadi karena faktor:
a. Alamiah Penurunan fungsi tubuh secara alamiah terjadi sejalan dengan bertambahnya usia. Penurunan fungsi fisiologis tubuh sejalan dengan pertumbuhan usia dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan yang dikenal dengan penyakit degeneratif, selain itu juga akan berdampak pada mudahnya terkena infeksi, karena sistem kekebalan tubuh yang mulai menurun.
Proses menua pada manusia merupakan suatu peristiwa alamiah yang tidak dapat dihindari, perklembangan fisik dan fungsi organ tubuh mulai mengalami penurunan. Perubahan komposisi tubuh menyebabkan berkurangnya jumlah cairan tubuh total sampai lebih dari 15 %. Masa otot bebas lemak (lean body mass) menurun sampai lebih dari 30 % dan lemak tubuh meningkat 30-40%. Berat badan mungkin tidak akan berubah bahkan bertambah karena meningkatnya lemak tubuh, sehingga sering muncul kasus overweight dan obesitas. Pada masa lansia kulit tidak lagi mampu meregang elastis. Lapisan luar atau epidermal kulit mulai menipis karena lapisan dalam dermis menjadi lebih berserabut. Terjadi pengeriputan, kerja kelenjar peluh dan kelenjar minyak dalam kulit yang berfungsi melumasi, memelihara, dan memperlancar kelenturan kulit menjadi kurang efisien. Kelembaban kulit mulai berkurang. Kasus yang terjadi adalah mu7dahnya lansia terkena. Penurunan fungsi internal terjadi pada
umumnya pada sistem Kardiovasculair, pernapasan, saraf, sensori dan muskuloskeletal
3. Sanitasi dan Hygiene
Kurang terjaganya sanitasi dan hygiene dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan sejalan dengan mudahnya terjadi infeksi karena pertumbuhan mikroorganisme pathogen yang tidak dikendalikan. Penyakkit yang umum terjadi adalah system pencernaan dan kulit.
4. Stress
Stress merupakan suatu keadaan seseorang di mana seseorang bermasalah dengan kemampuan dalam menerima suatu kenyataan yang dihadapi dan umumnya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Munculnya stress dipengaruhi oleh pandangan hidup seseorang dan akan berdampak buruk pada kesehatan mentalnya dan pada kesehatan fisik.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Secara teoritis ada empat faktor yang menentukan derajat kesehatan seseorang:
1. Genetik (turunan)
2. Lingkungan
3. Perilaku (pilihan pola makan dan gaya hidup)
4. Pelayanan Kesehatan (aspek ketersediaan, baik fasilitas, perawatan, produk pelayanan, dan program kesehatan secara memadai).

Sumber. Artikel Kajian Dasar Kesehatan & Penyakit pada Manusia.

Banner Air Maaqo