SEMBOYAN

SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Monday, 29 December 2014

NATO Akhiri Perang di Afghanistan, Pemberontakan Tetap Memanas.


CNG.online: - Kabul  Fakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) secara resmi mengakhiri perangnya di Afghanistan, Minggu (28/12). Hal itu ditandai dengan menggelar upacara sederhana di Kabul setelah konflik 13 tahun yang mengakibatkan negara tersebut berada dalam cengkeraman kekerasan pemberontak.
Kegiatan itu diatur secara rahasia karena adanya ancaman serangan dari Taliban di ibu kota Afghanistan, yang sudah beberapa kali dilanda aksi bom bunuh diri dan serangan senjata selama beberapa tahun terakhir.
“Kami secara bersama-sama membawa rakyat Afghanistan keluar dari kegelapan rasa putus asa dan memberi mereka harapan untuk masa depan,” ujar Komandan NATO Jenderal Amerika Serikat (AS) John Campbell kepada para tentara yang berkumpul. “Kalian telah membuat Afghanistan lebih kuat dan negara kita lebih aman," dia menambahkan.
Pada 1 Januari, misi perang Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin oleh Amerika Serikat, di mana terdapat 3.485 tentara tewas sejak 2001, akan digantikan oleh misi pelatihan dan bantuan NATO.
Sekitar 12.500 tentara asing yang menetap di Afghanistan tidak akan terlibat dalam pertempuran langsung, tapi akan membantu tentara Afghanistan dan polisi dalam memerangi Taliban, yang telah berkuasa sejak 1996 hingga 2001.
Pada 2011, ada sekitar 130.000 tentara dari 50 negara yang merupakan bagian dari aliansi militer NATO.
Upacara yang dilaksanakan  itu sudah menyelesaikan penyerahan tanggungjawab secara bertahap kepada 350.000 pasukan kuat Afghanistan, yang bertanggungjawab terhadap keamanan nasional sejak pertengahan tahun lalu.
Tapi pertumpahan darah yang terjadi baru-baru ini telah merusak klaim bahwa pemberontakan sudah melemah. Hal itu juga menimbulkan kekhawatiran bahwa intervensi internasional telah gagal karena pasukan Afghanistan berhadapan dengan kekerasan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mengatakan bahwa jumlah korban sipil pada 2014 mencapai rekor tertinggi atau melonjak 19 persen, di mana ada 3.188 warga sipil yang tewas di akhir November.
Polisi dan tentara Afghanistan juga menjadi korban. Jumlah korban tewas  mencapai lebih dari 4.600 jiwa dalam 10 bulan pertama di 2014 atau jauh lebih tinggi dari total korban tewas ISAF sejak 2001.

“Misi AS (Amerika Serikat) dan NATO merupakan sebuah kegagalan mutlak saat pertunjukan upacara hari ini. Mereka melarikan diri dari Afghanistan," kata juru bicara kelompok Taliban Zabihullah Mujahid kepada AFP. "Mereka belum mencapai tujuan-tujuan mereka untuk mengalahkan kaum mujahidin Afghanistan, tapi mereka mempertahankan sejumlah pasukan di sini untuk mencapai tujuan keji mereka,” dia menambahkan. NATO Akhiri Perang di Afghanistan, Pemberontakan Tetap Memanas.

Banner Air Maaqo

No comments:

Post a Comment