CNG.online:
- Peneliti geologi menemukan bongkahan batu aneh yang dipenuhi dengan puluhan
ribu berlian kecil. Bongkahan batu yang ditemukan dari pertambangan Udachnaya
Rusia itu dipandang bisa membantu peneliti mengungkap sejarah geologi serta
asal usul munculnya batu permata di Bumi.
Dilansir Live Science, Kamis 18 Desember 2014, pada bongkahan batu itu ditemukan setidaknya 30 ribu berlian yang menyala saat dipaparkan dalam pemindai tomografi sinar-X. Peneliti mengatakan, konsentrasi berlian pada batu tersebut jutaan kali lebih besar dari biji berlian yang khas, yaitu rata-rata satu sampai enam karat per ton, atau kira-kira seperlima gram.
Menariknya,
saat dipaparkan sinar X, tiap-tiap mineral batu itu memancarkan warna bebeda.
Misalnya berlian memancarkan warna hitam.
"Asosiasi mineral akan memberitahu kita asal usul batu ini, yang memang salah satu yang aneh," ujar Larry Taylor, seorang ahli geologi di University of Tennessee, Knoxville, AS.
Peneliti sejauh ini masih belum bisa mengungkap bagaiman berlian itu terbentuk dalam perut Bumi. Ilmuwan berpikir berlian muncul jauh di dalam permukaan Bumi, antara lapisan kerak dan inti Bumi (mantel).
"Asosiasi mineral akan memberitahu kita asal usul batu ini, yang memang salah satu yang aneh," ujar Larry Taylor, seorang ahli geologi di University of Tennessee, Knoxville, AS.
Peneliti sejauh ini masih belum bisa mengungkap bagaiman berlian itu terbentuk dalam perut Bumi. Ilmuwan berpikir berlian muncul jauh di dalam permukaan Bumi, antara lapisan kerak dan inti Bumi (mantel).
Nah,
letusan gunung berapi akhirnya membawa berlian naik ke lapisan permukaan Bumi.
Sayangnya, dalam perjalanan ke permukaan itu, beberapa berlian hancur, hanya
menyisakan kristal di permukaan Bumi.
Dari bongkahan batu itu, puluhan ribu berlian bersatu dalam pengikat yang ketat. Sementara itu, kristal hanya memiliki tinggi 1 mm, ditemukan dalam lapisan oktahedral.
Dari bongkahan batu itu, puluhan ribu berlian bersatu dalam pengikat yang ketat. Sementara itu, kristal hanya memiliki tinggi 1 mm, ditemukan dalam lapisan oktahedral.
Bintik
lainnya dalam bongkahan yaitu garnet merah dan olivin hijau serta piroksen.
Dari model 3D yang dibangun sinar X, terungkap bila berlian terbentuk setelah
mineral garnet, olivin, dan piroksen.
Taylor mengatakan secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan berlian mengkristal dari cairan yang lepas dari subduksi kerak samudera, yang kemunginan terdiri atas batu padat atau peridot. Temuan ini masih memendam misteri, termasuk dalam proses kimia terbentuknya berlian.
"Reaksi kimia pada terbentuknya berlian masih teka-teki," jelas Taylor.
Sementara itu, peneliti lain yang tak terlibat dalam studi, Sami Mikhail, memiliki penjelasan lain dari proses kimia yang langka itu.
"Sumber kimia yang tak biasa itu bisa saja benar-benar formasi tua yang telah turun di mantel dalam waktu yang lama," ujar peneliti Carnegie Institution dor Science, Washington DC, AS.
Temuan batu langka ini telah dipaparkan dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union pada awal pekan ini. Selanjutnya, hasil studi ini bakal dipublikasikan dalam Russian Geology and Geophysics untuk edisi Januari 2015.
Taylor mengatakan secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan berlian mengkristal dari cairan yang lepas dari subduksi kerak samudera, yang kemunginan terdiri atas batu padat atau peridot. Temuan ini masih memendam misteri, termasuk dalam proses kimia terbentuknya berlian.
"Reaksi kimia pada terbentuknya berlian masih teka-teki," jelas Taylor.
Sementara itu, peneliti lain yang tak terlibat dalam studi, Sami Mikhail, memiliki penjelasan lain dari proses kimia yang langka itu.
"Sumber kimia yang tak biasa itu bisa saja benar-benar formasi tua yang telah turun di mantel dalam waktu yang lama," ujar peneliti Carnegie Institution dor Science, Washington DC, AS.
Temuan batu langka ini telah dipaparkan dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union pada awal pekan ini. Selanjutnya, hasil studi ini bakal dipublikasikan dalam Russian Geology and Geophysics untuk edisi Januari 2015.
No comments:
Post a Comment