Mobil Produk Dalam Negeri Diproyeksikan 2018 Penjualan Dua Juta Unit.
CNG.online - Surabaya Agenda pemerintah untuk fokus pada
pengembangan infrastruktur menjadi salah satu pendorong peningkatan kinerja
industri otomotif dalam negeri dalam mencapai target penjualan dua juta unit
mobil yang diproyeksikan pada 2018.
Direktur
Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Ir Agus
Tjahjana kepada wartawan di Surabaya, Rabu, mengemukakan industri otomotif
dalam negeri telah mengalami kemajuan cukup pesat, tidak sekadar sebagai
"perakit" tetapi sudah mampu memproduksi komponen besar.
"Beberapa
produk otomotif dari dalam negeri sudah menggunakan kandungan lokal hingga 80
persen dan produknya tidak hanya dijual di Indonesia, tetapi juga
diekspor," katanya usai memberikan presentasi pada seminar nasional
"Meningkatkan Kemampuan Rekayasa Anak Bangsa" yang diselenggarakan
Yayasan Toyota dan Astra di kampus ITS Surabaya.
Menurut
Agus, kemampuan mengeskpor produk mobil ke berbagai negara menjadi bukti bahwa
industri otomotif Indonesia telah sejajar dengan negara lain dan dipercaya
pasar mancanegara.
"Tinggal
sekarang bagaimana memperkuat vendor dan subkontraktor untuk jangka panjangnya,
karena saat ini kita masih kalah dengan Thailand," tambahnya.
Faktor lain
yang tidak kalah penting untuk meningkatkan kinerja industri otomotif adalah
pengembangan rekayasa dan desain, karena selama ini kandungannya masih sangat
kecil.
"Sekarang
ini kita sudah harus masuk pada desain dan engineering (keahlian teknik
rekayasa), karena dari situlah banyak uang masuk. Pengembangan SDM (sumber daya
manusia) khususnya engineering harus terus kita dorong," tambah Agus
Tjahjana.
Ditemui pada
kesempatan yang sama, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Mohammad
Nuh menambahkan pemerintah harus memperkuat bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi atau sains jika ingin fokus menggerakkan sektor industri, termasuk
otomotif.
Saat ini,
lanjut Nuh, minat pelajar untuk menekuni bidang sains sebenarnya cukup besar,
tetapi daya tampung yang ada di perguruan tinggi masih sangat terbatas.
"Paling
tidak pada 2025 mendatang, ada sekitar 20-25 persen lulusan sains dari total
lulusan perguruan tinggi yang siap ditampung sektor industri. Tentu harus ada
ekspansi untuk meningkatkan daya tampung dan kerja sama dengan sektor industri
sebagai pendukungnya," katanya.
Menurut Nuh,
jumlah institut teknologi yang ada di Indonesia memang masih sedikit dan
idealnya di sebuah pulau besar terdapat sedikitnya 10 institut, sehingga
semakin banyak lulusan yang bisa dihasilkan.
"Saya
tidak mengukur jumlah institusi, tetapi bagaimana daya tampung itu bisa lebih
diperbesar," tambah mantan Rektor ITS Surabaya itu.
Sementara
itu, Direktur Korporat dan Hubungan Industrial PT Toyota Motor Manufacturing
Indonesia (TMMIN) I Made Dana Tangkas menambahkan Indonesia membutuhkan SDM
yang handal, khususnya di bidang engineering, untuk mendukung tercapainya
penjualan dua juta mobil pada 2018.
"Tahun
ini total penjualan mobil diperkirakan sekitar 1,2 juta unit, termasuk ekspor
dan saya cukup optimistis target penjualan pada 2018 bisa tercapai," kata
usai menyerahkan sumbangan satu mobil contoh Toyota Fortuner kepada ITS
Surabaya.
Pada dunia
industri saat ini tidak terkecuali sektor otomotif, tambah Made, masih terjadi
kesenjangan yang cukup besar antara jumlah dan kualitas lulusan perguruan
tinggi dengan kebutuhan tenaga terampil dan kompeten, terutama di bidang engineering.
Sup: Kantor Berita Antara
No comments:
Post a Comment