CNG.online - Bank Indonesia melaporkan Utang Luar Negeri (ULN)
Indonesia hingga akhir triwulan III 2014 kembali meningkat sebesar US$6,1
miliar atau setara dengan Rp 74 triliun (estimasi kurs Rp 12.146 per dolar AS)
dibandingkan
dengan posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan II 2014 yang tercatat
sebesar US$286,2 miliar.
Peningkatan posisi ULN tersebut terutama
dipengaruhi oleh meningkatnya kepemilikan non residen atas surat utang yang
diterbitkan oleh sektor publik (US$ 4,3 miliar), pinjaman luar negeri sektor
swasta (US$ 2,3 miliar), dan simpanan non residen di bank domestik (US$ 1,7 miliar) yang melampaui turunnya pinjaman luar negeri
sektor publik (US$ 2,2 miliar).
Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 34,00 persen pada triwulan II 2014 menjadi 34,68 persen pada September 2014.
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, posisi ULN meningkat US$ 29,4 miliar atau 11,2 persen dari US$ 262,9 miliar," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam keterangannya, Selasa (18/11/2014).
Peningkatan tersebut terutama disumbang oleh kenaikan pinjaman luar negeri sektor swasta (US$ 8,6 miliar) serta surat utang sektor publik (US$ 14,5 miliar) dan sektor swasta (US$ 4,9 miliar).
Pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir September 2014 terutama terpusat pada sektor keuangan, industri pengolahan, dan pertambangan.
Posisi ULN ketiga sektor tersebut masing-masing sebesar US$ 46,6 miliar (29,3 persen dari total ULN swasta), US$ 32,5 miliar (20,4 persen dari total ULN swasta), dan US$ 25,8 miliar (16,2 persen dari total ULN swasta).
Bila dibandingkan dengan triwulan II 2014, posisi ULN sektor keuangan dan sektor industri pengolahan masing-masing tumbuh 9,2 persen, dan 3,9 persen, sementara sektor pertambangan mengalami penurunan sebesar 6,6 persen.
Posisi ULN Indonesia pada akhir September 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar US$ 132,9 miliar (45,5 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta US$ 159,3 miliar (54,5 persen dari total ULN).
Posisi ULN kedua sektor tersebut masing-masing meningkat 1,0 persen dan 3,1 persen dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II 2014 sebesar US$ 131,7 miliar dan US$ 154,5 miliar.
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (83,3 persen dari total ULN).
ULN berjangka panjang pada akhir September 2014 mencapai USD243,4 miliar, meningkat USD6,0 miliar atau 2,5% dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II-2014 sebesar USD237,4 miliar.
"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian," tutup Tirta.
Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 34,00 persen pada triwulan II 2014 menjadi 34,68 persen pada September 2014.
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, posisi ULN meningkat US$ 29,4 miliar atau 11,2 persen dari US$ 262,9 miliar," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam keterangannya, Selasa (18/11/2014).
Peningkatan tersebut terutama disumbang oleh kenaikan pinjaman luar negeri sektor swasta (US$ 8,6 miliar) serta surat utang sektor publik (US$ 14,5 miliar) dan sektor swasta (US$ 4,9 miliar).
Pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir September 2014 terutama terpusat pada sektor keuangan, industri pengolahan, dan pertambangan.
Posisi ULN ketiga sektor tersebut masing-masing sebesar US$ 46,6 miliar (29,3 persen dari total ULN swasta), US$ 32,5 miliar (20,4 persen dari total ULN swasta), dan US$ 25,8 miliar (16,2 persen dari total ULN swasta).
Bila dibandingkan dengan triwulan II 2014, posisi ULN sektor keuangan dan sektor industri pengolahan masing-masing tumbuh 9,2 persen, dan 3,9 persen, sementara sektor pertambangan mengalami penurunan sebesar 6,6 persen.
Posisi ULN Indonesia pada akhir September 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar US$ 132,9 miliar (45,5 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta US$ 159,3 miliar (54,5 persen dari total ULN).
Posisi ULN kedua sektor tersebut masing-masing meningkat 1,0 persen dan 3,1 persen dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II 2014 sebesar US$ 131,7 miliar dan US$ 154,5 miliar.
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (83,3 persen dari total ULN).
ULN berjangka panjang pada akhir September 2014 mencapai USD243,4 miliar, meningkat USD6,0 miliar atau 2,5% dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II-2014 sebesar USD237,4 miliar.
"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian," tutup Tirta.
No comments:
Post a Comment