CNG.online –
Tokyo, Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menyulut kekecewaan sejumlah
warga Indonesia yang ada di Jepang. Mereka mempertanyakan kabinet Jokowi saat
ini, apakah kenaikan BBM sesuai dengan reformasi mental yang didengungkan
selama ini dan pelanggaran janji Jokowi yang pernah diucapkan saat kampanye
pemilu lalu.
"Dahulu
mati-matian menentang kenaikan BBM. Kini giliran jadi penguasa, mati-matian dan
cepet-cepet naikin BBM. Itukah hasil revolusi mental?" tanya Nasruddin Abdul Muid, seorang warga Indonesia yang tinggal di Jepang.
Warga
Indonesia lainnya yang telah puluhan tahun tinggal di Jepang, John Loudy
Saryowan, juga kecewa dengan kenaikan BBM.
"Dengan
adanya kenaikan harga BBM sebesar lebih kurang 30 persen itu tentu akan sangat
memberatkan kehidupan rakyat kecil sebab dapat dipastikan harga sembako dan
harga-harga lainnya turut naik. Nasib kaum buruh, petani, nelayan, peternak dan
mahasiswa serta ibu-ibu rumah tangga akan semakin terjepit hidupnya
sehari-hari. Inikah hadiah kado spesial dari Joko Widodo buat rakyat Indonesia
yang telah memilihnya untuk menjadi Presiden RI? Di manakah janji-janji
kampanye pada waktu Pilpres yang lalu yang katanya jika menjadi Presiden RI
akan selalu berpihak kepada nasib dan kepentingan rakyat kecil?" tanyanya.
John juga
menekankan kepada Jokowi agar jangan membohongi rakyat.
"Jangan
membohongi rakyat sebab kedaulatan rakyat dapat membawa seseorang untuk menjadi
Presiden RI. Tetapi sebaliknya juga dapat menurunkan seorang Presiden RI kalau
seandainya dalam tindak-tanduknya/program kerjanya tidak pro pada nasib dan
kepentingan rakyat. Hidup Rakyat! Hidup Mahasiswa! Hidup Kaum Buruh! Hidup Kaum
Petani! Hidup Kaum Nelayan! Hidup Kaum Peternak! Hidup Kaum Guru! Hidup Kaum
Ibu-ibu! Hidup Pemuda/Pemudi!" ungkapnya.
John
mempertanyakan kemana saja para anggota parlemen selama ini.
"Maaf,
anggota DPR/MPR/DPD dan pimpinan partai-partai politik ke mana saja?"
katanya.
Selain
kekecewaan yang besar, ada pula yang pro kenaikan BBM dan sekaligus berharap,
seperti Priscilla Vanny Takaendengan.
"Semoga
dengan kenaikan BBM ini benar-benar mengalokasikannya untuk kebutuhan rakyat
banyak. Seperti jaminan kesehatan dan pendidikan murah," ujarnya.
"Pro
kontra memang banyak, tapi mudah-mudahan ini bisa menjadi awal menuju
pembangunan transportasi publik yang lebih baik, terutama MRT yang selalu
tertunda. Akan sangat baik jika peralihan dari kendaraan pribadi ke
transportasi publik bisa direalisasikan cepat sebagai salah satu bentuk
revolusi mental Jokowi," ungkap Marco Armando.
Hal serupa
diungkapkan Dipta Mahardhika. "Saya percaya keputusan ini telah dipertimbangkan
dengan matang. Salut atas keputusan yang cepat dan tidak ditunda-tunda. Semoga
gejolak di masyarakat bisa segera diredam," ungkapnya.
"Semoga
semua yang diberitakan apa adanya tidak dilebih-lebih kan. BBM naik tidak ada
masalah jika memang dipergunakan untuk pembangunan dan pendidikan walaupun
untuk bahan pokok akan ikut naik, tapi kan subsidi untuk pendidikan akan naik
juga toh? Karena dikenal sekarang pendidikan mahal. Semoga dengan naiknya BBM,
subsidi untuk pendidikan akan naik juga sehingga bisa dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat," kata warga Indonesia lainnya, Rizal Basani Firdaus.
Sementara
itu Andy Raymond Budihardjo berharap peningkatan fasilitas lain bagi masyarakat
serta keterbukaan lebih baik lagi oleh kabinet Jokowi-JK dengan kenaikan BBM
ini.
"BBM
naik karena subsidi BBM dicabut untuk dialokasikan kepada yang lain. Menurut
saya, selama dengan dikuranginya subsidi untuk BBM maka dapat membuat sarana-sarana
lain seperti RSUD, Sekolah, transportasi umum berkembang, maka efek ke depannya
bisa menjadi semakin baik untuk kemajuan Indonesia. Karena itu mohon alokasi
subsidi tersebut dipaparkan secara terbuka. Selain itu harapannya sih subsidi
BBM bisa menjangkau seluruh Indonesia karena menurut info yang saya dengar
harga bensin satu liter di daerah-daerah tertentu di Indonesia bisa sampai
puluhan ribu rupiah," ujarnya.
Pranala:
Yahoo!news
nggak usah terlalu lebay coba perhatikan dengan seksama kalau BBM itu masih disubsidi dengan besar seperti sebelumnya maka banyak sekali subsidi itu dinikmati oleh yang tidak semestinya dan bahkan banyak diselewengkan dijual ke industri. Hak untuk kesehatan dan pendidikan gratis buat masyarakat miskin menjadi hal yang sangat sulit untuk diwujudkan.saya kira kita semua perlu kawal pengalihan subsidi itu .
ReplyDelete