CNG.online: - Kata "Yahudi" menurut salah satu marga
dari dua belas leluhur Suku Israel yang paling banyak keturunannya,
yakni Yehuda. Yehuda ini
adalah salah satu dari 12 puteraYakub, seorang nabi yang hidup sekitar abad 18
SM dan bergelar Israil. Seluruh turunan dari 12
putera Yakub (Israel) itu dikenal dengan sebutan Bani
Israel (keturunan langsung Israel) yang kemudian berkembang menjadi besar
dinamakan menjadi Suku Israel.
Setelah berabad-abad turunan Yahudi
berkembang menjadi bagian yang dominan dan mayoritas dari Bani Israel,
sehingga sebutan Yahudi tidak hanya mengacu kepada orang-orang dari turunan Yahuda,
tapi mengacu kepada segenap turunan dari Israel (Yakub).
Pada awalnya bangsa Yahudi hanya
terdiri dari satu kelompok keluarga di antara banyak kelompok keluarga yang
hidup di tanah Kan’an pada abad 18 SM. Ketika terjadi bencana kelaparan di
Kan’an, mereka pergi mencari makan ke Mesir, yang memiliki persediaan
makanan yang cukup berkat peran serta Yusuf. Karena kedudukan Yusuf yang tinggi
di Dinasti Hyksos, Mesir, seluruh anggota keluarga Yakub diterima dengan
baik di Mesir dan bahkan diberi lahan pertanian di bagian timur laut Mesir.
Pada akhirnya keseluruh bangsa
Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai
orang-orang Yahudi dan begitu pula semua penganut ajarannya disebut dengan nama
yang sama pula.
Yahudi adalah istilah yang merujuk kepada
sebuah agama atau suku bangsa. Sebagai agama, istilah ini
merujuk kepada umat yang beragama Yahudi.
Berdasarkan etnisitas, kata ini
merujuk kepada suku bangsa yang berasal dari keturunan Eber (Kejadian 10:21) (yang disebut "Ibrani")
atau Yakub (yang juga bernama "Israel")
anak Ishak anak Abraham (Ibrahim) dan Sara, atau
keturunan Suku Yehuda, yang berasal dari Yehuda anak Yakub.
Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi
beridentitas Yahudi dari segi tradisi.
Agama Yahudi adalah kombinasi antara
agama dan suku bangsa. Agama Yahudi dibahas lebih lanjut dalam
artikel agama Yahudi; artikel ini hanya membahas dari segi suku bangsa
saja. Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi
Yahudi. Di samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama
Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Tetapi,
definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang
memeluk agama yang lain.
Halakha,
atau hukum-hukum agama Yahudi, memberikan definisi Yahudi kepada seorang yang:
·
Suku Bangsa Yahudi,
suku bangsa ini terbagi lagi menjadi dua:
·
Seorang anak yang
terlahir dari ayah dan ibu Yahudi disebut Yahudi asli,
·
Seorang anak yang
terlahir dari ayah Yahudi dan ibu dari bangsa lain, Yahudi campuran ini
termasuk kategori Yahudi Kelas Dua,
·
Seorang yang
memeluk agama Yahudi menurut hukum-hukum Yahudi.
Definisi
ini diwajibkan oleh Talmud, sumber Hukum-Hukum Tak-tertulis yang
menerangkan Taurat, kitab suci asal hukum-hukum Yahudi (lima kitab pertama
kitab Tanakh / Perjanjian Lama). Menurut Talmud, definisi ini
dipegang semenjak pemberian Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai
kira-kira 3.500 tahun dahulu kepada nabi Musa. Sejarawan Yahudi
non-Ortodoks berkeyakinan bahwa definisi ini tidak diikuti sehingga tidak lama
berlaku, tetapi ia mengaku bahwa definisi ini digunakan sekurang-kurangnya 2.000
tahun sampai saat ini.
Pada
akhir abad ke-20, dua kumpulan Yahudi (terutama di Amerika Serikat)
yang liberal dari segi teologi, Yahudi Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah
membenarkan orang yang tidak memenuhi kriteria tersebut untuk menyebut diri
mereka sebagai Yahudi. Mereka tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama
tersebut demi memenuhi adat istiadat pemelukan tradisional, dan mereka
menganggap seseorang sebagai Yahudi jika ibu mereka bukan Yahudi, asalkan
berayah Yahudi.
Yahudi
adalah agama tertutup.
Dewasa
ini ada sejumlah kelompok Yahudi utama:
1.
Kaum Ashkenazim
2.
Kaum Sefardim
3.
Kaum Mizrahim atau
"Orang dari Timur"
Selama berabad-abad orang Yahudi banyak mengalami Diskriminasi dari kaum Kristen di Eropa. Diskriminasi
terhadap orang Yahudi ini secara khusus disebut antisemitisme. Puncak
diskriminasi ini terjadi pada Perang Dunia II, yakni ketika
Yahudi dibantai di Eropa oleh kaum Nazi Jerman karena dituduh
mengambil kekayaan secara paksa.
No comments:
Post a Comment