SEMBOYAN

SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Friday 30 January 2015

Modus Baru Penipuan Via Online, Dengan Bukti Screenshotnya Saya Kirim.

Saat ini screenshot sudah lazim dianggap sebagai bukti, bahwa pembeli sudah membayar, dalam transaksi online. Kalau dulu biasanya pembeli memfoto struk ATM, namun semenjak jamak orang memakai iBanking atau mobile banking, maka screenshot juga lazim dipake selain foto struk ATM atau struk setoran langsung.

CNG.online: - Hal ini kemudian juga memicu praktik penipuan baru, dengan cara merekayasa screenshot ibanking. Bagaimana modusnya? Lalu bagaimana cara menangkal atau mengatasi penipuan modus ini?

"Oke gan, bentar lagi saya transfer, nanti bukti screenshotnya saya kirim." Itu adalah pesan yang saya terima, dari seorang pembeli di lapak jual beli online saya di sebuah forum.

Itu adalah pesan yang saya terima dari seorang pembeli di lapak jual beli online saya di sebuah forum. Tak lama kemudian dia mengirim gambar yang tampak seperti screenshot internet banking (iBanking) salah satu bank swasta terkemuka. Itu adalah tanda atau bukti bahwa dia sudah mentransfer sejumlah uang sebagai pembayaran barang saya yang dia beli.

Awalnya saya percaya dia sudah mentransfer. Namun setelah saya cek melalui iBanking juga, ternyata belum ada dana yang masuk. Maka saya katakan ke pembeli bahwa dananya belum masuk, dan saya hanya akan mengirim barang jika dananya sudah masuk.

Saat itu, pembeli beralasan bahwa mungkin dana masih pending, sebab ini adalah transfer antar bank. Karena saya berprasangka baik, maka saya memilih percaya dan menunggu. Namun beberapa kali saya cek, dana tak juga kunjung masuk ke rekening saya.

Akhirnya saya coba amati screenshot iBanking yang dikirim pembeli tadi. Ternyata ada yang janggal. Di sana, nama saya tidak tertulis lengkap, dan cabang bank tempat saya membuka rekening juga salah. Di sana ditulis Cimanggis, padahal saya buka di daerah Jakarta Pusat. Selain itu, font nama pakai huruf kecil, sementara font keterangan lain pakai huruf besar.

Kejanggalan-kejanggalan itu sudah cukup bagi saya untuk menyimpulkan bahwa screenshot tersebut adalah palsu atau sudah diedit dengan aplikasi untuk permak foto seperti photoshop dan semacamnya. Wah, rupanya saya mau ditipu. Bagi saya ini adalah modus penipuan gaya baru dengan screenshot iBanking. Sekilas sangat meyakinkan.

Tapi tenang, penipuan semacam ini gak mempan bagi saya. Sebab bagi saya pengakuan pembeli telah mentransfer itu satu hal, dan uang masuk ke rekening saya itu hal lainnya. Keduanya harus selaras. Jadi jika ada yang ngaku sudah transfer tapi di rekening saya belum ada dana masuk, ya saya anggap belum dibayar. Dalam kondisi ini, saya sebagai penjual tidak akan mengirimkan barang.

Hal itulah yang saya lakukan pada pembeli yang coba menipu saya tadi. Meski dia terus mendesak dengan berbagai cerita agar saya mengirim barang, saya tetap tidak mau mengirim. Akhirnya setelah sekian lama, dia meminta saya coba cek rekening lagi apakah ada dana yang masuk. Saya cek memang ada dana masuk, tapi baru saja ditransfer. Rupanya penipu ini akhirnya mau transfer juga setelah gagal coba menipu saya dengan screenshot.

Saya tidak permasalahkan pembeli yang mencoba menipu saya itu, karena toh akhirnya dia membayar juga. Namun hal ini perlu diketahui karena mungkin modus penipuan online baru ini bisa sukses di pendagang online lain, atau bahkan pada anda. Bayangkan jika ada penjual yang sibuk dan banyak transaksi. Lalu salah satu pembeli coba menipu dengan modus seperti di atas, maka sangat mungkin berhasil karena sekilas memang meyakinkan.

Apalagi saat ini screenshot sudah lazim dianggap sebagai bukti (bahwa pembeli sudah mentransfer) dalam transaksi online. Kalau dulu biasanya pembeli memfoto struk ATM, namun semenjak jamak orang memakai iBanking atau mobile banking, maka screenshot juga lazim dipake selain foto struk ATM atau struk setoran langsung.

Lalu bagaimana cara menangkal atau mengatasi penipuan modus ini?

Gampang. Pertama, selalu cek rekening anda dengan iBanking setelah pembeli mengaku mentransfer. Cek apakah ada dana masuk atau tidak. Jika tidak ada dana masuk, anggap pembeli belum mentransfer. Anggap screenshot sebagai bukti sekunder saja. Bukti primer tetap lalu lintas di rekening anda.

Anda juga bisa melakukan trik agar penipu gagal membuat screenshot yang meyakinkan, atau salah membuat screenshot seperti kasus saya tadi. Caranya yaitu: jangan pernah menyebutkan nama lengkap anda di rekening. Jadi saat pembeli meminta nomor rekening, kasih nomo rekening dengan atas nama, nama depan anda saja.

Misalnya dalam kasus saya, saya hanya menyebut atas nama Dian W. Nah Dian W. Inilah yang dipake penipu membuat screenshoot palsu. Padahal nama yang seharusnya muncul ditransaksi asli adalah Dian Widiyanarko. Dalam kasus saya cabang bank juga salah, karena memang penipu tidak tahu data perbankan kita. Ini juga jadi kelemahan penipu yang memakai modus screenshot.

Lalu bagaimana jika pembeli ngotot sudah mentransfer dan menuntut barang dikirim? Kita harus ngotot juga untuk tidak mau mengirim sebelum dana masuk. Dalam posisi ini, kita kuat karena masuk atau tidaknya dana bisa kita buktikan dengan pihak bank. Sebab semua transaksi tercatat di dalam sistem bank dan mudah pula kita ketahui.

Sebenarnya modus screenshot ini modus yang mudah diatasi. Meski demikian jika tidak waspada ini bisa menipu dan merugikan penjual. Yang penting kita selalu teliti, jeli dan jangan mudah percaya, tapi harus selalu cek dan ricek.

Kita harus selalu waspada. Setelah ini, bukan tidak mungkin akan ada modus penipuan baru lagi, yang mungkin lebih meyakinkan lagi. Karena penipu selalu punya cara baru.

Banner Air Maaqo

No comments:

Post a Comment