CNG.online - Menikah itu tidak
semudah pacaran. Memang, keduanya secara teknis sama-sama menjalin suatu ikatan
antar perempuan dan laki-laki, namun perbedaannya adalah menikah mempunyai
ikatan yang sah, sedangkan pacaran tidak seperti itu. Jadi, dengan menikah,
kedudukan sepasang insan akan semakin jelas sebagai sepasang suami istri.
Berbeda dengan masa pacaran. Mereka yang berpacaran mempunyai ikatan yang tidak
jelas, sehingga masih ada kebebasan bagi mereka untuk menjalin hubungan dengan
orang lain.
Pacaran pada mulanya merupakan suatu ikatan tanpa
adanya rasa tanggungjawab. Mereka ingin menjalin hubungan sepasang kekasih,
namun mereka tak ingin terikat dengan hubungan tersebut. Namun, tradisi itu
berkembang di berbagai negara sehingga hal yang sebelumnya terlihat tidak wajar
berbalik menjadi wajar.
Sebagian orang menganggap pacaran itu baik jika tidak melanggar norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
Namun anggapan itu tetap saja salah. Pada kenyataannya, pacaran justru seringkali berdampak buruk bagi para pemuda. Justru, dengan memberi kesempatan seseorang untuk berpacaran maka itu akan memberi peluang mereka yang berpacaran untuk terjerumus kepada perzinaan. Akan lebih baik jika proses pacaran itu tidak dilakukan sama sekali.
yang berlaku di masyarakat.
Namun anggapan itu tetap saja salah. Pada kenyataannya, pacaran justru seringkali berdampak buruk bagi para pemuda. Justru, dengan memberi kesempatan seseorang untuk berpacaran maka itu akan memberi peluang mereka yang berpacaran untuk terjerumus kepada perzinaan. Akan lebih baik jika proses pacaran itu tidak dilakukan sama sekali.
Pacaran banyak dilakukan dan menjadi tren di kalangan pemuda. Mereka rela
menghabiskan waktu demi menjalin suatu hubungan tanpa suatu ikatan. Masa muda
yang seharusnya digunakan sebaik-baiknya untuk meraih kesuksesan justru malah
mereka manfaatkan untuk berpacaran. Mereka rela mengorbankan masa mudanya untuk
berpacaran. Pilihan itu akan sangat mengganggu waktu mereka dalam
merealisasikan cita-citanya.
Delapan puluh persen orang yang melakukan pacaran itu pernah mengalami
sakit hati atau patah hati. Dampak dari rasa itu akan mengakibatkan diri
seseorang menjadi depresi. Bahayanya dari sakit hati, jika depresi itu terjadi
secara berkepanjangan maka itu akan menyita waktu mereka untuk melakukan
hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Patah hati akan mengakibatkan mereka
kehilangan gairah dalam melakukan segala sesuatu.
Daripada kita menghabiskan waktu untuk bersakit hati dan menghindarkan diri
dari perzinaan, lebih baik kita mengikat orang yang kita cintai dengan hubungan
yang jelas. Bukan dengan hanya berpacaran, tapi dengan menikahinya. Kita akan
terhindar dari rasa sakit hati. Dengan menikah, maka kita akan terhindar dari
perzinaan, karena kita telah membuat suatu hubungan yang sah secara agama dan
hukum, sehingga kita bebas berbuat apa saja dengan pasangan kita.
Namun, sebelum anda menikahi orang yang anda cintai dan anda sayangi, ada
beberapa hal yang harus benar-benar anda persiapkan terlebih dahulu, yaitu
kesiapan dalam menikah. Yaitu siap mental maupun kesiapan secara materi, karena
menikah tidak semudah berpacaran.
Sebelum menikah, bagi para lelaki, sebagai calon kepala rumah tangga yang
memiliki kewajiban untuk menafkahi keluarga, mereka harus siap secara materi.
Seorang lelaki harus mencari kemapanan terlebih dahulu demi menjamin kehidupan
sejahtera bagi keluarga. Jika seorang lelaki belum siap untuk ini, jangan anda
memaksakan diri untuk menikah.
Dari pihak wanita, wanita yang siap untuk menikah adalah mereka yang siap
untuk berbakti kepada suami kelak. Oleh karena itu seorang wanita harus
menerima pria yang tepat, sehingga mereka akan dapat berbakti kepada suami
dengan sepenuh hati.
No comments:
Post a Comment