CNG.online: - Jakarta Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan PDI Perjuangan akan rugi bila tidak mendukung Presiden Joko Widodo, khususnya mengenai pembatalan pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri.
"Banyak orang yang percaya bahwa yang mengganggu Presiden Jokowi adalah PDI Perjuangan sendiri. PDI Perjuangan harus memikirkan cara untuk menyingkirkan pandangan itu," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Rabu.
Firman mengatakan renggangnya hubungan antara Presiden Jokowi dengan partai pengusungnya justru akan merugikan PDI Perjuangan sendiri. Partai berlambang banteng itu akan semakin tidak memiliki nilai jual.
"Pada pemilu lalu, bersama Jokowi saja hanya meraih suara tak sampai 19 persen. Apalagi ada stigma PDI Perjuangan sebagai partai feodal, tidak tegas dalam pemberantasan korupsi dan berseteru dengan KPK," tuturnya.
Di sisi lain, Firman menilai Jokowi memiliki pendukung massa dan relawan yang cukup kuat. Sejak dari menjadi wali kota Surakarta, gubernur DKI Jakarta hingga menjadi presiden, Jokowi memiliki relawan yang serius berusaha memenangkannya.
Karena itu, untuk menyelamatkan diri dari penghakiman publik, PDI Perjuangan harus mendukung Presiden Jokowi menjadi aktor utama untuk menjadi pemimpin bangsa yang layak.
"PDI Perjuangan harus mengurangi pernyataan-pernyataan yang menyudutkan Jokowi dan mengecilkan perannya sebagai presiden. Kalau tidak, maka PDI Perjuangan tidak akan bisa menyelamatkan muka di depan publik," katanya.
Di sisi lain, Firman mengatakan keputusan mengenai pembatalan pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri bisa menjadi momentum bagi Presiden Joko Widodo untuk melepaskan diri dari kekangan partai.
"Bila pencalonan Budi Gunawan dibatalkan, itu mengindikasikan hubungan Presiden Jokowi dengan partai pengusungnya merenggang. Namun, di sisi lain, itu menunjukkan kepercayaan diri Presiden Jokowi meningkat," tuturnya.
Firman mengatakan Presiden Jokowi tampaknya lebih nyaman untuk membangun citra yang baik di mata publik daripada di mata partai politik pengusungnya. Itu merupakan hal yang wajar karena di dunia politik relawan dan massa lebih memiliki kekuatan daripada partai politik.
"Banyak orang yang percaya bahwa yang mengganggu Presiden Jokowi adalah PDI Perjuangan sendiri. PDI Perjuangan harus memikirkan cara untuk menyingkirkan pandangan itu," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Rabu.
Firman mengatakan renggangnya hubungan antara Presiden Jokowi dengan partai pengusungnya justru akan merugikan PDI Perjuangan sendiri. Partai berlambang banteng itu akan semakin tidak memiliki nilai jual.
"Pada pemilu lalu, bersama Jokowi saja hanya meraih suara tak sampai 19 persen. Apalagi ada stigma PDI Perjuangan sebagai partai feodal, tidak tegas dalam pemberantasan korupsi dan berseteru dengan KPK," tuturnya.
Di sisi lain, Firman menilai Jokowi memiliki pendukung massa dan relawan yang cukup kuat. Sejak dari menjadi wali kota Surakarta, gubernur DKI Jakarta hingga menjadi presiden, Jokowi memiliki relawan yang serius berusaha memenangkannya.
Karena itu, untuk menyelamatkan diri dari penghakiman publik, PDI Perjuangan harus mendukung Presiden Jokowi menjadi aktor utama untuk menjadi pemimpin bangsa yang layak.
"PDI Perjuangan harus mengurangi pernyataan-pernyataan yang menyudutkan Jokowi dan mengecilkan perannya sebagai presiden. Kalau tidak, maka PDI Perjuangan tidak akan bisa menyelamatkan muka di depan publik," katanya.
Di sisi lain, Firman mengatakan keputusan mengenai pembatalan pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri bisa menjadi momentum bagi Presiden Joko Widodo untuk melepaskan diri dari kekangan partai.
"Bila pencalonan Budi Gunawan dibatalkan, itu mengindikasikan hubungan Presiden Jokowi dengan partai pengusungnya merenggang. Namun, di sisi lain, itu menunjukkan kepercayaan diri Presiden Jokowi meningkat," tuturnya.
Firman mengatakan Presiden Jokowi tampaknya lebih nyaman untuk membangun citra yang baik di mata publik daripada di mata partai politik pengusungnya. Itu merupakan hal yang wajar karena di dunia politik relawan dan massa lebih memiliki kekuatan daripada partai politik.
No comments:
Post a Comment