SEMBOYAN

SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Tuesday 10 February 2015

Pemerintah Indonesia: BUMN Konstruksi Siap Rights Issue Rp 32,5 T.

CNG.online: - Jakarta empat badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issuesenilai total Rp 32,5 triliun selama 2015-2016.

Pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 19,6 triliun dalam rights issue BUMN konstruksi. Adapun total PMN kepada sejumlah BUMN yang diajukan ke DPR mencapai Rp 48 triliun.

Terbaru, PT PP Tbk (PTPP) mengajukan PMN sebesar Rp 4,4 triliun. Jika dikabulkan, perseroan bisa menggelar rights issue sebesar Rp 8,6 triliun.

Sekretaris Perusahaan PP Taufik Hidayat mengatakan, pihaknya membutuhkan dana investasi cukup besar untuk pembangunan pembangkit listrik, dermaga, dan jalan tol. Karena itu, perseroan berharap pelaksanaan rights issue dapat dilakukan secepat mungkin.

“Jika mungkin, kami menargetkan bisa dilaksanakan pada tahun depan. Sebanyak 51 persen saham PP dikendalikan oleh negara. Jadi, porsi inilah yang akan dieksekusi pemerintah,” kata Taufik kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (9/2).

Selain PP, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga telah mengajukan PMN sebesar Rp 7,2 triliun. Dengan demikian, perseroan siap mengadakan rights issue hingga senilai Rp 11,2 triliun.

Sekretaris Perusahaan Wika Suradi pernah mengatakan, PMN tersebut dibagi menjadi dua bagian. Tahap pertama senilai Rp 2,6 triliun diharapkan dapat diperoleh tahun ini, sedangkan tahap kedua sebesar Rp 4,6 triliun pada tahun depan.

“Kami membutuhkan modal kuat terutama untuk proyek energi infrastruktur, jalan tol, konstruksiwater treatment, dan program transmisi listrik di Sumatera,” kata Suradi.

Saat ini, perseroan bersiap mengikuti tiga tender pembangkit listrik berkapasitas 2x600 megawatt (MW) di Sumatera Selatan, serta pembangkit 2x1.000 MW dan 2x1.000 MW di Banten. Wika mengincar porsi kepemilikan maksimal 15 persen dalam setiap proyek tersebut.

Pada saat yang sama, perseroan tengah mendekati perusahaan asal Jepang yakni Mitsubishi Corporation dan perusahaan nasional, yaitu PT Pembangkit Jawa-Bali, untuk bergabung dalam konsorsium proyek. Hal ini untuk memenuhi syarat tender power plant yang mewajibkan EBITDA konsorsium mencapai US$ 500 juta.

Selain power plant, lanjut Suradi, Wika juga mengincar proyek jalan tol, konstruksi water treatment dan program transmisi listrik di Sumatera. Di luar negeri, perseroan mengincar berbagai proyek konstruksi bangunan di Malaysia, Arab Saudi, serta tender konstruksi bandara di Timor Leste.

Sementara itu, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) siap menggelar rights issue senilai total Rp 10 triliun selama 2015-2016. Sekretaris Perusahaan Waskita Antonius Yulianto Nugroho mengatakan, rights issue perseroan akan dilakukan dalam rentang waktu dua tahun.

Pada 2015, target perolehan dana rights issue ditetapkan sebesar Rp 5,3 triliun. Sementara itu, pada 2016, target dana rights issue sebesar Rp 4,7 triliun.

Waskita melalui anak usahanya, PT Waskita Karya Realty, bakal fokus menggarap sebanyak empat proyek properti pada 2015. Total nilai proyek mencapai Rp 9 triliun.

Secara rinci, pembangunan superblok Darmo Permai memakan biaya investasi sebesar Rp 5 triliun, Apartemen Brooklyn di Alam Sutera senilai Rp 1,2 triliun, apartemen di Medan senilai Rp 1,2 triliun, dan apartemen di Serpong Rp 1,5 triliun.

Selain bisnis properti, Waskita juga berencana masuk masuk ke proyek transmisi listrik berkapasitas 500 kilo volt (KV) di Sumatera, yang akan digelar oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun ini. Nilai proyek jaringan listrik tegangan ekstra tinggi yang diincar perseroan tersebut mencapai Rp 10 triliun.

Sementara itu, emiten konstruksi pelat merah lainnya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), akan menggalang dana hingga Rp 9,9 triliun. Selain menggelar penawaran umum terbatas saham(rights issue) senilai Rp 2,74 triliun, BUMN konstruksi tersebut akan mencari pinjaman bank sebesar Rp 7,16 triliun.

Adhi Karya bakal menggunakan dana tersebut untuk membangun monorel sepanjang 65 kilometer (km). Perseroan berencana mengembangkan tiga jalur monorel, yaitu Bekasi Timur-Cawang, Cibubur-Cawang-Kota, dan Palmerah-Pluit.

“Tahun ini, jika Penyertaan Modal Negara (PMN) sudah dicairkan, lalu rights issue direalisasikan, selanjutnya kami akan mulai financing sampai Rp 7 triliun,” kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan di Jakarta, baru-baru ini.




Banner Air Maaqo

No comments:

Post a Comment