CNG.online: - Belasan Pendaki Terobos Radius Berbahaya Gunung Lokon
Padahal secara resmi pos pengamatan gunung api telah menyatakan tertutup bagi aktivitas pendakian.
Dai pantauan, belasan pendaki tersebut turun dari kendaraan bak terbuka di simpang tiga Kelurahan Kakaskasen I, Kecamatan Tomohon Utara, dekat Gereja Katolik.
Para pendaki yang rata-rata berusia muda kemudian berjalan kaki menyusuri jalur beraspal dan menunggu kendaraan truk di simpang empat jalan lingkar barat menuju ke lokasi penambangan batu.
Dari lokasi penambangan batu inilah para pendaki kemudian melanjutkan pendakian menuju ke kawah atau puncak Gunung Lokon.
"Kami biasanya bermalam di lereng dekat dengan kawah dan nanti turun pada hari Minggu sore," kata Rahman, pemuda asal Kota Manado.
Dia mengaku tidak mengetahui status siaga level III yang ditetapkan pemerintah, apalagi tidak ada papan pengumuman atau informasi yang dipasang pemerintah di pintu masuk menuju ke lokasi pendakian.
"Jujur kami tidak tahu. Kalau memang ada pemberitahuan pasti kami mengurungkan niat melakukan pendakian dan beralih ke Gunung Mahawu yang relatif lebih aman," katanya.
Simpang tiga Kakaskasen I menjadi rute terdekat menuju ke kawah atau puncak karena hanya dengan menumpang kendaraan truk pengangkut batu dan pasir menuju ke lokasi penambangan, pendaki hanya butuh waktu sekira 90 menit untuk sampai ke kawah.
Sebelumnya, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen Farid R Bina mengatakan Gunung Lokon masih tertutup untuk pendakian menyusul ditetapkannya status siaga level III dengan radius bahaya letusan sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan.
Padahal Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) meletus sebanyak tiga kali, sejak Sabtu (13/9) dini hari, yaitu pada pukul 03.00, 11.46, dan 16.00 Wita.
"Letusan disertai material abu vulkanik dengan tinggi kolom 500 meter dari kawah Tompaluan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.
Akibat letusan tersebut, abu vulkanik menyebar ke utara dan barat sehingga beberapa wilayah terjadi hujan abu vulkanik seperti di Kota Manado, Malalayang, Mandolang Minahasa dan sekitarnya.
Namun, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat letusan tersebut, dan aktivitas masyarakat berlangsung normal.
Adapun status Gunung Lokon tetap Siaga (level III). Untuk itu, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan.
"Belum perlu ada pengungsian, masyarakat diimbau melakukan aktivitas seperti biasa. Tapi, saat di luar sebaiknya menggunakan masker," ujarnya.
Lokon merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia dengan intensitas erupsi tinggi.
Padahal secara resmi pos pengamatan gunung api telah menyatakan tertutup bagi aktivitas pendakian.
Dai pantauan, belasan pendaki tersebut turun dari kendaraan bak terbuka di simpang tiga Kelurahan Kakaskasen I, Kecamatan Tomohon Utara, dekat Gereja Katolik.
Para pendaki yang rata-rata berusia muda kemudian berjalan kaki menyusuri jalur beraspal dan menunggu kendaraan truk di simpang empat jalan lingkar barat menuju ke lokasi penambangan batu.
Dari lokasi penambangan batu inilah para pendaki kemudian melanjutkan pendakian menuju ke kawah atau puncak Gunung Lokon.
"Kami biasanya bermalam di lereng dekat dengan kawah dan nanti turun pada hari Minggu sore," kata Rahman, pemuda asal Kota Manado.
Dia mengaku tidak mengetahui status siaga level III yang ditetapkan pemerintah, apalagi tidak ada papan pengumuman atau informasi yang dipasang pemerintah di pintu masuk menuju ke lokasi pendakian.
"Jujur kami tidak tahu. Kalau memang ada pemberitahuan pasti kami mengurungkan niat melakukan pendakian dan beralih ke Gunung Mahawu yang relatif lebih aman," katanya.
Simpang tiga Kakaskasen I menjadi rute terdekat menuju ke kawah atau puncak karena hanya dengan menumpang kendaraan truk pengangkut batu dan pasir menuju ke lokasi penambangan, pendaki hanya butuh waktu sekira 90 menit untuk sampai ke kawah.
Sebelumnya, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen Farid R Bina mengatakan Gunung Lokon masih tertutup untuk pendakian menyusul ditetapkannya status siaga level III dengan radius bahaya letusan sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan.
Padahal Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) meletus sebanyak tiga kali, sejak Sabtu (13/9) dini hari, yaitu pada pukul 03.00, 11.46, dan 16.00 Wita.
"Letusan disertai material abu vulkanik dengan tinggi kolom 500 meter dari kawah Tompaluan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.
Akibat letusan tersebut, abu vulkanik menyebar ke utara dan barat sehingga beberapa wilayah terjadi hujan abu vulkanik seperti di Kota Manado, Malalayang, Mandolang Minahasa dan sekitarnya.
Namun, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat letusan tersebut, dan aktivitas masyarakat berlangsung normal.
Adapun status Gunung Lokon tetap Siaga (level III). Untuk itu, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan.
"Belum perlu ada pengungsian, masyarakat diimbau melakukan aktivitas seperti biasa. Tapi, saat di luar sebaiknya menggunakan masker," ujarnya.
Lokon merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia dengan intensitas erupsi tinggi.
No comments:
Post a Comment